Timun
mas (The Golden Cucumber)
Folklore from Central Java
Once
upon a time, not far from a jungle, lived a husband and a wife. They were
farmers. They were diligent farmers and always worked hard in the paddy fields.
They had been married for many years and still not have a child yet. Every day
they prayed and prayed for a child. One night, while they were praying, a giant
passed their house. The giant heard they pray. "Don't worry farmers. I can
give you a child. But you have to give me that child when she is 17 years
old," said the giant.
The
farmers were so happy. They did not think about the risk of losing their child
later and agree to take the offer. Later, the giant gave them a bunch of
cucumber seeds. The farmers planted them carefully. Then the seeds changed into
plants.
Not
longer after that, a big golden cucumber grew from plants. After it had ripe,
the farmers picked and cut it. They were very surprised to see beautiful girl
inside the cucumber. They named her Timun Mas or Golden Cucumber. Years passed
by and Timun Mas has changed into a beautiful girl.
On
her 17th birthday, Timun Mas was very happy. However, the parents were very
sad. They knew they had to keep their promise to the giant but they also did
not want to lose their beloved daughter. "My daughter, take this bag. It
can save you from the giant," said the father. "What do you mean,
Father? I don't understand," said Timun Mas. Right after that, the giant
came into their house. "Run Timun Mas. Save your life!" said the
mother. The giant was angry. He knew the farmers wanted to break their promise.
He chased Timun Mas away. The giant was getting closer and closer.
Timun
Mas then opened the bag and threw a handful of salt. It became a sea. The giant
had to swim to cross the sea. Later, Timun Mas threw some chilli. It became a
jungle with trees. The trees had sharp thorns so they hurt the giant. However,
the giant was still able to chase Timun Mas. Timun Mas took her third magic
stuff. It was cucumber seeds. She threw them and became cucumber field. But the
giant still could escape from the field. Then it was the last magic stuff she
had in the bag. It was a shrimp paste, terasi. She threw it and became a big
swamp.
The
giant was still trying to swim the swamp but he was very tired. Then he was
drowning and died. TimunMas then immediately went home. The farmers were so
happy that they finally together again.
Timun
Mas
Cerita
Rakyat dari Jawa Tengah
PADA
suatu waktu, tidak jauh dari hutan, tinggal suami dan istri. Mereka adalah
petani yang rajin dan selalu bekerja keras di sawah. Mereka telah menikah
selama bertahun-tahun dan masih belum memiliki anak belum. Setiap hari mereka
selalu berdoa untuk dikaruniai anak.
Suatu
malam, saat mereka sedang sholat, raksasa melewati rumah mereka. Raksasa itu
mendengar mereka berdoa.
"Jangan
khawatir petani. Saya bisa memberikan anak. Tapi Anda harus memberikan anak itu
saat dia berusia 17 tahun," kata raksasa itu.
Para
petani sangat bahagia. Mereka tidak berpikir tentang risiko kehilangan anak
mereka dikemudian hari dan setuju untuk mengambil tawaran. Kemudian, raksasa
itu memberi mereka sekelompok biji mentimun. Para petani menanam dengan
hati-hati. Kemudian bibit berubah menjadi tanaman.
Tidak
lama setelah itu, mentimun emas besar tumbuh dari tanaman. Setelah matang, para
petanimengambil dan memotongnya. Mereka sangat terkejut melihat anak yang
cantik di dalam mentimun. Mereka menamai dia Mas Timun. Tahun berlalu dan Timun
Mas telah berubah menjadi seorang gadis cantik.
Pada
ulang tahunnya yang ke-17 nya, Timun Mas sangat senang. Namun, orang tuanya
sangat sedih. Mereka tahu mereka harus memenuhi janji mereka kepada raksasa
tetapi mereka juga tidak ingin kehilangan putri kesayangannya.
"Anakku,
ambillah tas ini. Ini dapat menyelamatkanmu dari raksasa," kata sang ayah.
"Apa
maksudmu, Ayah? Aku tidak mengerti," kata Timun Mas.
Tepat
setelah itu, raksasa datang ke rumah mereka.
"Pergilah
Timun Mas. Selamatkan hidupmu!" kata sang ibu. Raksasa itu marah. Dia tahu
para petani ingin melanggar janji mereka. Dia mengejar Timun Mas pergi. Raksasa
itu semakin mendekat.
Timun
Mas kemudian membuka tas dan melemparkan segenggam garam yang kemudian menjadi
lautan. Raksasa itu harus berenang untuk menyeberangi laut. Kemudian, Timun Mas
melemparkan beberapa buah cabe yang kemudian menjadi hutan dengan pohon-pohon.
Pohon-pohon memiliki duri yang tajam sehingga mereka menyakiti raksasa.
Namun,
raksasa itu masih bisa mengejar Timun Mas. Timun Mas mengambil barang-barang
sihir ketiga yaitu biji mentimun. Dia melemparkannya dan menjadi kebun
mentimun.
Tapi
raksasa masih bisa melarikan diri dari lapangan. Maka itu adalah hal terakhir
yang dia punya sihir di kantong. Itu adalah terasi. Dia melemparkannya dan
menjadi rawa besar.
Raksasa
masih berusaha berenang di rawa tapi ia sangat lelah. Lalu ia tenggelam dan
tewas. Timun Mas kemudian segera pulang. Keluarga petani sangat senang karena
akhirnya mereka bersama lagi.
========================================================================
THE GOLDEN SLUG
(KEONG MAS)
In the ancient
time, lived a young man named Galoran. He was respected because of his wealth
and honor. His parents were nobleman so he could live with luxury. However, he
was very wasteful and every day just squandered the wealth of his parents.
One day, his
parents died, but he did not care and continued to spend money as well as
before. Because his life was so extravagant, all the treasure that he had was
running out and he became an unemployed person. Many people sympathized with
him and offered a job. But every time he got the job, he just dallied and it
made him always be fired. Several months later, there was a wealthy widow who
interested him. He married the widow and of course, he was very happy to be
living in luxury again.
The widow had a
daughter who was very diligent and clever to weave. Her name is Jambean, a
beautiful girl and had been famous because of her weaving. However, Galoran did
not like the girl, because the girl often scolded him because of his laziness.
Finally, he threatened to torture and kill Jambean. He revealed the plan to his
wife and the wife was very sad to hear of the threat.
Hearing the
news, Jambean was very sad but she volunteered herself to be killed by her
father. She told that she wanted to be dumped into a dam and did not burry
under the ground after the death. The mother agreed and did all of her wants.
In the dam, her body and head suddenly turned into the golden slugs.
Several years
later, there are two widows who were looking for firewood. They were kindred,
the first widow named Mbok Sambega Rondo and the second called Mbok Rondo
Sembagil. When looking for the firewood in the jungle, they were very surprised
because of finding the beautiful golden slugs. They brought it and maintained
at home.
Once they
brought the snails, there was always a miracle every day. Their kitchen was
always filled with the delicious food when they came home from work. They were
very surprised, and wanted to know the person who made those foods. They
pretended to go to work and hid in the back of the house. A few moments later,
there was a beautiful girl came from the inside of the conch and she began to
cook the delicious meals.
Both widows then
secretly held and did not let the girl to get into the snail anymore. The girl
apparently was Jambean who had been killed by her father. Both widows then
allowed her to stay with them. Because of their versatility in weaving, she got
her famous back and made a handsome prince attracted. In the end, she married
the prince and lived happily.
Terjemahan :
Keong
Mas
Pada zaman
dahulu, hiduplah seorang pemuda yang bernama Galoran. Ia merupakan salah satu
orang yang disegani karena mempunyai kekayaan dan kehormatan. Orang tuanya
merupakan bangsawan sehingga ia dapat hidup dengan mewah. Namun, ia merupakan
seseorang yang sangat boros dan setiap hari hanya menghambur-hamburkan harta
orang tuanya.
Suatu hari,
orang tuanya meninggal dunia namun ia tidak peduli dan terus menghabiskan uang
seperti sebelumnya. Karena hidupnya begitu boros, maka harta yang ia miliki
habis dan ia menjadi seorang pengangguran. Banyak warga yang iba terhadapnya, namun
setiap kali ia mendapatkan pekerjaan, ia hanya bermalas-malasan dan membuat ia
sering dipecat. Beberapa bulan kemudian, terdapat seorang janda kaya raya yang
tertarik dengannya. Ia kemudian menikah dengan janda tersebut. Tentu saja, ia
sangat senang karena bisa hidup mewah seperti sebelumnya.
Janda tersebut
mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan pandai menenun.
Namanya Jambean, seorang gadis yang
tenunannya sangat indah dan terkenal di desa tersebut. Namun, Galoran tidak
menyukai gadis tersebut, karena sang gadis selalu menegurnya karena selalu
bermalas-malasan. Karena begitu benci dengan Jambean, ia mengancam akan
menyiksa dan membunuhnya. Ia mengungkapkan rencana tersebut kepada istrinya dan
sang istri sangatlah sedih mendengar ancaman tersebut.
Mendengar berita
tersebut, Jambean sangat sedih namun ia merelakan dirinya dibunuh oleh sang
ayah. Ia berpesan ketika ia telah meninggal, ia ingin agar mayatnya dibuang ke
sebuah bendungan dan jangan dikubur di dalam tanah. Setelah meninggal, sang ibu
memenuhi permintaan tersebut dengan membawa mayatnya ke bendungan dan
menceburkannya. Di dalam bendungan, tubuh dan kepalanya berubah menjadi udang
dan siput atau disebut sebagai keong dalam bahasa jawa.
Beberapa tahun
kemudian, dua orang janda sedang mencari kayu bakar. Mereka adalah kakak
beradik dengan nama Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembagil. Ketika sedang
mencari kayu di hutan, mereka sangat terkejut karena menemukan keong dan siput
yang berwarna emas serta sangat indah. Keduanya kemudian membawa keong dan
siput tersebut untuk dipelihara di rumah.
Setelah mereka
membawa siput tersebut dan menjadikannya sebagai hewan peliharaan, selalu ada
keajaiban setiap hari. Dapur mereka selalu dipenuhi makanan lezat ketika mereka
pulang dari bekerja. Mereka sangat heran, dan mereka ingin mengetahui siapa
orang yang selalu membuat makanan lezat tersebut. Mereka berpura-pura pergi
bekerja dan bersembunyi di belakang rumah. Beberapa saat kemudian, muncullah
seorang gadis cantik dari dalam keong tersebut dan ia mulai memasak
makanan-makanan lezat.
Kedua janda
tersebut kemudian secara diam-diam memegang gadis tersebut dan tidak
membiarkannya lagi untuk masuk ke dalam keong. Gadis itu ternyata adalah
Jambean yang telah dibunuh oleh ayahnya. Kedua janda tersebut kemudian
mengizinkan Jambean untuk tinggal bersama mereka. Karena kepandaiannya dalam
menenun, ia sangat terkenal dan seorang pangeran tampan tertarik kepadanya.
Pada akhirnya, ia menikah dengan pangeran dan hidup bahagia.
======================================================================
Onion and Garlic (Bawang Merah dan Bawang Putih)
In the ancient time, lived a little family.
The family consists of father, mother, and a beautiful girl named Garlic. They
are a harmonious and happy family despite his father worked as an ordinary
merchant. One day, the happiness in this family was lost because the mother
died. Garlic was very sad because she was very fond of her mother. Her father
was also so sad because he loved his wife so much.
After Garlic’s mother died, her house was
visited frequently by a widow who had a daughter named Onion. The widow often
came with Onion to the Garlic’s home by bringing food, helping to clean the
house, and chatting with Garlic’s father. Finally, the father thinks that he
should marry the widow and made the widow as a new mother for Garlic.
He asked for consideration of the proposal to
Garlic. After being allowed to get married by Garlic, then her father
immediately carried out the marriage. They become a new family and lived in a
house. At first, the mother and Onions behaved Garlic very well. However, the
good behavior did not to be last long. Soon, the Onion and her mother began to
show their bad attitude. Garlic was often scolded and given heavy works when
the father went to trade. She had to do a lot of housework while the Onions
just sit and did not work at all. However, the situation was never told by her
to his father, so the Garlic continued to be treated badly by Onions and her
mother.
One day, his father was sick and passed away.
Since then, Garlic was treated worse than before. Garlic almost never had a
break every day. In the morning, she had to get up in order to prepare
breakfast and the water for Onion and her mother. Later, she also gave eating
to the livestock, washing clothes, and even watering the entire garden.
Although she should do so many works, she always did it happily. She hoped,
with such sincerity, her mother would love her sincerely someday.
On the morning, Garlic went to the river to
wash the clothes. She was so excited and washed vigorously. Because of getting
too excited, she was not aware that there was a shirt that washed away. She
realized that the shirt had been washed away when the flow carried it far
enough. Later, she pursued but did not get the shirt. She felt hopeless and
immediately went home.
The shirt was her mother’s favorite. Of
course, the mother was angry and told her to look for the shirt until she could
found it. Garlic came back to the river and walked to the west to seek her
mother’s favorite shirt. She walked along the river up to tens of kilometers.
After that, Garlic suddenly saw someone who was bathing the buffalo in the
river. She asked the man about the clothes were washed away. Later, she was
informed that the shirt drifting and it was not far from where she was
standing. At that moment, Garlic immediately ran down the river to find the
shirt.
It was getting dark and the Garlic found a
home. Because of completely exhausted, she decided to take a break in the
house. Apparently, it housed an old lady who had previously found the shirt.
The old lady wanted to return the shirt to her, but she should accompany the
old lady during a week. She agreed to stay with the lady for a week. Within a
week, she made the old lady to be so happy because she was diligent and never
complained even though felt so tired.
After accompanying for a week, she was given a
pumpkin as the gift. When opening it, she was very surprised because there were
so much gold and gems. She immediately went home and told the happening to her
mother and also Onion. However, the gold and jewels that she got immediately
seized and she was forced to tell where the jewelry could be obtained. Garlic
immediately said that she got it from an old lady who lived near the river.
In the next day, Onion came to that house and
stayed for a week like what Garlic did. However, because Onion was a lazy girl,
the old lady gave a different pumpkin from Garlic. Onion did not care and Onion
immediately went home to open the pumpkin with her mother. Apparently, the content
was not gems or gold, but the venomous snake that bit of Onion and the mother.
Both of them died because of their greed.
After the happening, Garlic was living alone,
but she was more calm and lived happily with its gold and gems.
Advertisement
Arti :
Bawang Merah dan Bawang Putih
Pada zaman dahulu, ada
sebuah keluarga kecil yang hidup bahagia. Keluarga tersebut terdiri dari ayah,
ibu, dan seorang gadis cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang
harmonis dan bahagia meskipun sang ayah hanya bekerja sebagai seorang pedagang
biasa. Suatu hari, kebahagiaan yang ada di dalam keluarga tersebut hilang
karena sang ibu meninggal. Bawang putih sangat sedih karena ia sangat
menyayangi ibunya, begitu juga sang ayah yang sangat sedih karena sang istri
telah meninggal.
Setelah ibu bawang
putih meninggal, rumahnya sering dikunjungi oleh seorang janda yang mempunyai
anak bernama bawang merah. Ibu bawang merah sering datang ke rumah bawang putih
dan membawakan makanan, membantu membersihkan rumah, dan mengobrol dengan ayah
bawang putih. Akhirnya, ayah bawang putih berpikir bahwa sebaiknya ia menikah
dengan janda tersebut dan menjadikannya sebagai ibu baru untuk bawang putih.
Ia meminta usul dan
pertimbangan dari bawang putih. Setelah diizinkan untuk menikah oleh bawang
putih, maka sang ayah segera melaksanakan pernikahan dengan ibu bawang merah.
Mereka menjadi sebuah keluarga baru dan tinggal di rumah tersebut. Pada
awalnya, ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik terhadap bawang putih.
Namun, perilaku baik tersebut tidak bertahan lama. Lama-kelamaan bawang merah
dan ibunya mulai menunjukkan sikap buruk mereka. bawang putih sering dimarah
dan diberikan pekerjaan berat ketika sang ayah pergi berdagang. Ia harus
mengerjakan banyak pekerjaan rumah sementara bawang merah hanya duduk dan tidak
bekerja sama sekali. Namun, keadaan tersebut tidak pernah diceritakan olehnya
kepada sang ayah, sehingga bawang putih terus diperlakukan secara buruk oleh
bawang merah dan ibunya.
Pada suatu hari sang
ayah sakit dan meninggal dunia. Sejak saat itu, bawang merah dan ibunya
memperlakukan bawang putih semakin buruk. Bawang putih hampir tidak pernah
istirahat setiap hari. di pagi hari, ia harus bangun untuk mempersiapkan air
dan sarapan bagi bawang merah dan ibunya. Kemudian, ia juga harus member makan
ternak, mencuci baju, dan bahkan menyirami seluruh kebun. Meskipun pekerjaan
yang harus ia kerjakan begitu banyak, namun bawan putih melakukan semua itu
dengan gembira. Ia berharap, dengan keikhlasan tersebut, sang ibu mau
menyayanginya dengan tulus dan menganggapnya sebagai anak kandung.
Pada suatu pagi,
bawang putih pergi ke sungai untuk mencuci baju. Dia begitu gembira dan mencuci
dengan penuh semangat. Karena terlalu semangat, ia tidak sadar bahwa ada sebuah
baju yang hanyut. Ia menyadari bahwa baju tersebut hanyut ketika telah terbawa
aliran yang cukup jauh. Kemudian, ia mengejarnya dan tidak mendapatkan baju
tersebut. Ia merasa putus asa dan segera pulang ke rumah.
Baju tersebut
merupakan baju kesayangan ibu bawang merah. Tentu saja, sang ibu marah dan
menyuruhnya untuk mencari baju tersebut hingga ditemukan. Bawang putih kembali
lagi ke sungai dan berjalan ke arah barat untuk mencari baju kesayangan ibunya.
Ia berjalan menyusuri aliran sungai hingga puluhan kilometer. Setelah itu,
bawang putih tiba-tiba melihat seseorang yang sedang memandikan kerbau di
sungai. Ia bertanya kepada orang itu mengenai baju yang hanyut. Kemudian, ia
mendapat informasi bahwa baju ibu bawang merah hanyut namun baju tersebut
tidaklah jauh dari tempatnya berdiri. Saat itu juga, bawang putih segera
berlari menyusuri sungai untuk menemukan baju tersebut.
Hari semakin gelap dan
bawang putih menemukan sebuah rumah. Karena sangat lelah, ia memutuskan untuk
beristirahat sejenak di rumah tersebut. Ternyata, di dalamnya tinggal seorang
nenek yang sebelumnya sudah menemukan baju milik ibu bawang putih. Sang nenek
ingin mengembalikan baju tersebut kepada bawang putih, dengan syarat bawang
putih harus menemaninya selama seminggu. Bawang putih begitu iba dengan nenek
tersebut, dan ia setuju untuk tinggal bersama sang nenek selama seminggu. Dalam
waktu satu minggu, ia membuat nenek tersebut amat gembira karena bekerja dengan
rajin dan tidak pernah mengeluh.
Setelah bawang putih
menemani sang nenek selama seminggu, ia diberikan satu buah labu sebagai
hadiah. Ketika membuka labu tersebut, ia sangat terkejut karena didalamnya
terdapat emas dan permata yang begitu banyak. Ia segera pulang dan
memberitahukan kejadian tersebut kepada sang ibu dan juga bawang merah. Namun,
emas dan permata yang ia dapatkan segera direbut dan ia dipaksa untuk
memberitahukan dimana perhiasan tersebut dapat diperoleh. Bawang putih segera
mengatakan bahwa ia mendapatkannya dari seorang nenek yang tinggal di dekat
sungai.
Esok hari, bawang
merah datang ke rumah nenek tersebut dan tinggal selama satu minggu. Namun,
karena bawang merah adalah gadis yang malas, maka sang nenek memberikannya labu
yang berbeda dari bawang putih. Bawang merah tidak peduli dan ia segera pulang
dan membuka labu tersebut bersama ibunya. Ternyata, isi labu tersebut bukanlah
permata atau emas, namun ular berbisa yang menggigit bawang merah dan ibunya.
Kedua orang tersebut meninggal karena keserakahannya.
Bawang putih kini
hidup sendiri namun ia lebih tenang karena tidak ada lagi orang yang
menganggunya. Ia hidup bahagia dengan emas dan permata yang dimilikinya.
The Legend of Malin Kundang
A
long time ago, in a small village near the beach in West Sumatra, a woman and
her son lived. They were Malin Kundang and her mother. Her mother was a single
parent because Malin Kundang's father had passed away when he was a baby. Malin
Kundang had to live hard with his mother
.
Malin
Kundang was a healthy, dilligent, and strong boy. He usually went to sea to
catch fish. After getting fish he would bring it to his mother, or sold the
caught fish in the town. One day, when Malin Kundang was sailing, he saw a
merchant's ship which was being raided by a small band of pirates. He helped
the merchant. With his brave and power, Malin Kundang defeated the
pirates.
The
merchant was so happy and thanked to him. In return the merchant asked Malin
Kundang to sail with him. To get a better life, Malin Kundang agreed. He left
his mother alone. Many years later, Malin Kundang became wealthy. He had a huge
ship and was helped by many ship crews loading trading goods. Perfectly he had
a beautiful wife too. When he was sailing his trading journey, his ship landed
on a beach near a small village. The villagers recognized him. The news ran
fast in the town; “Malin Kundang has become rich and now he is here”. An old
woman ran to the beach to meet the new rich merchant. She was Malin Kundang’s
mother.
She
wanted to hug him, released her sadness of being lonely after so long time.
Unfortunately, when the mother came, Malin Kundang who was in front of his well
dressed wife and his ship crews denied meeting that old lonely woman. For three
times her mother begged Malin Kundang and for three times he yelled at her. At
last Malin Kundang said to her "Enough, old woman! I have never had a
mother like you, a dirty and ugly woman!" After that he ordered his crews
to set sail. He would leave the old mother again but in that time she was full
of both sadness and angriness. Finally, enraged, she cursed Malin Kundang that
he would turn into a stone if he didn't apologize. Malin Kundang just laughed
and really set sail
.
In
the quiet sea, suddenly a thunderstorm came. His huge ship was wrecked and it
was too late for Malin Kundang to apologize. He was thrown by the wave out of
his ship. He fell on a small island. It was really too late for him to avoid
his curse. Suddenly,
he
turned into a stone.
Terjemahan
:
Dahulu kala, di sebuah desa kecil dekat pantai di Sumatera Barat, seorang wanita dan anaknya tinggal. Mereka adalah Malin Kundang dan ibunya. Ibunya adalah seorang single parent karena ayah Malin Kundang telah meninggal ketika ia masih bayi. Malin Kundang harus hidup keras dengan ibunya
.
Malin Kundang adalah, rajin, dan kuat laki-laki yang sehat. Dia biasanya pergi ke laut untuk menangkap ikan. Setelah mendapatkan ikan dia akan membawanya kepada ibunya, atau menjual ikan yang ditangkap di kota. Suatu hari, ketika sedang berlayar Malin Kundang, ia melihat sebuah kapal pedagang yang sedang diserbu oleh sekelompok kecil pembajak.
Dia membantu pedagang. Dengan berani dan kekuasaannya, Malin Kundang mengalahkan bajak laut. Pedagang itu sangat senang dan berterima kasih kepadanya. Sebagai imbalannya pedagang meminta Malin Kundang untuk berlayar bersamanya. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, Malin Kundang setuju. Dia meninggalkan ibunya sendirian. Bertahun-tahun kemudian, Malin Kundang menjadi kaya. Dia memiliki kapal besar dan dibantu oleh banyak awak kapal memuat barang dagangan. Sempurna dia punya istri yang cantik juga.
Ketika ia sedang berlayar perjalanan trading, kapal mendarat di pantai dekat sebuah desa kecil. Penduduk desa mengenalinya. Berita itu berlari cepat di kota, "Malin Kundang telah menjadi kaya dan sekarang dia ada di sini". Seorang wanita tua berlari ke pantai untuk memenuhi saudagar kaya baru. Dia adalah ibu Malin Kundang ini. Dia ingin memeluknya, dirilis kesedihannya menjadi kesepian setelah sekian lama. Sayangnya, ketika ibu datang, Malin Kundang yang berada di depan berpakaian istri dan awak kapalnya membantah pertemuan yang tua wanita kesepian. Selama tiga kali ibunya meminta Malin Kundang dan tiga kali ia berteriak padanya.
Akhirnya Malin Kundang berkata kepadanya "Cukup, wanita tua! Saya tidak pernah memiliki ibu seperti Anda, wanita kotor dan jelek!" Setelah itu ia memerintahkan kru untuk berlayar. Dia akan meninggalkan ibu tua lagi tapi pada saat itu dia penuh baik kesedihan dan angriness. Akhirnya, marah, dia mengutuk Malin Kundang bahwa ia akan berubah menjadi batu jika dia tidak meminta maaf. Malin Kundang hanya tertawa dan benar-benar berlayar
.
Di laut yang tenang, tiba-tiba badai datang. Kapal yang besar rusak dan itu terlalu terlambat bagi Malin Kundang untuk meminta maaf. Ia dilemparkan oleh gelombang dari kapalnya. Dia jatuh di sebuah pulau kecil. Itu benar-benar terlambat baginya untuk menghindari kutukan. Tiba-tiba,
ia berubah menjadi batu.
Lutung Kasarung
Cerita rakyat from West Java
Prabu
Tapa Agung had led a kingdom in West Java for a long time. He was getting old
and therefore wanted to choose a successor. But unfortunately, he had no son.
He thought of choosing one of his daughters, Purbararang and Purbasari. But it
wasn’t an easy choice. They were both very pretty and smart. The only
difference was their temperament. Purbararang was rude and dishonest, while
Purbasari was kind and caring. With those considerations, Prabu Tapa Agung
finally chose Purbasari to be his successor.
Purbararang
didn’t agree with her father’s decision. “It’s supposed to be me, Father. I’m
the eldest daughter!” Purbararang said. Prabu Tapa Agung smiled. “Purbararang,
to be a queen takes more than age. There are many other qualities that one must
possess,” explained Prabu Tapa Agung wisely. “What does Purbasari have that I
don’t?” Purbararang pouted. “You’ll find out when Purbasari has replaced me,”
Prabu Tapa Agung answered.
After
the discussion, Purbararang went back to her room. “Is there something wrong?”
asked Indrajaya. Indrajaya is Purbararang’s future husband. “I’m upset! Father
chose Purbasari as his successor and not me! I have to do something!”
Purbararang said. Driven mad by her anger, she came to a witch and asked her to
send rash all over Purbasari’s body. Before going to bed, Purbasari started to feel
itch all over her body. She tried applying powder to her body, but it’s no use.
Instead, the itching grew even worse. She didn’t want to scratch it, but she
just couldn’t help it. In the next morning, there were scratch mark all over
Purbasari’s body. “What happened to you?” asked Purbararang, pretending to be
concerned. “I don’t know, sis. Last night, my body suddenly felt very itchy. I
scratched and scratched, and this is what happened,” Purbasari answered.
Purbararang shook her head. “You must have done something really awful. You’ve
been punished by the gods!”
That
day, the whole kingdom was scandalized. “What have you done, Purbasari?”
demanded Prabu Tapa Agung. Purbasari shook her head. “I didn’t do anything that
would upset the gods, Father,” she answered. “Then how can you explain what
happened to your body?” Prabu Tapa Agung asked again. “If you don’t confess,
I’ll banish you to the woods.” Purbasari took a deep breath. “Like I said
before, I didn’t do anything wrong. And I’d rather be thrown into the woods
than to confess to a deed I didn’t commit.”
After
a short discussion with his advisor, Prabu Tapa Agung ordered Purbasari to be
moved to the woods. Purbasari was very sad, but she couldn’t do anything to
defy her father’s order. She was accompanied to the woods by a messenger. He
built a simple hut for Purbasari. After the messenger left, suddenly a black
monkey came to Purbasari’s hut. He carried a bunch of bananas. From behind him,
some animals looked on. “Are the bananas for me?’ Purbasari asked. The black
monkey nodded, as if he understood what Purbasari said. Purbasari took the
bananas with pleasure. She also said thanks. The other animals that were
looking on also seemed to smile. “Are you willing to be my friend?” Purbasari
asked them. All the animals nodded happily. Although she was living by herself
in the woods, Purbasari never lacked of supplies. Everyday, there were always
animals bringing her fruits and fish to eat.
A
long time had passed since Purbasari was banished to the woods, but her body
still itched. At some places, her skin was even ulcerating. What am I supposed
to do?” Purbasari sighed. The monkey who was sitting next to her stayed still,
there were tears in his eyes. He hoped Purbasari would remain patient and
strong.
One
night, on a full moon, the monkey took Purbasari to a valley. There is a pond
with hot spring water. The monkey suddenly spoke, “The water of this pond will
heal your skin,” he said. Purbasari was surprised, ”You can talk? Who are you?”
she asked. “You’ll find out, in time,” the monkey said. Purbasari didn’t want
to force the monkey. She then walked to the pond. She bathed there. After a few
hours, Purbasari walked out of the pond. She was shocked to see her face
reflected on the clear pond water. Her face was beautiful again, with smooth
and clean skin. Purbasari observed her entire body. There were no traces of any
skin ailments. “I’m cured! I’m cured!” Purbasari shouted in joy. She quickly
offered thanks to the gods and also to the monkey.
The
news of Purbasari’s condition quickly spread to the kingdom, irritating
Purbararang. She then accompanied by Indrajaya go to the woods to see
Purbasari. Purbasari asked if she would be allowed to go home. Purbararang said
she would let Purbasari return to the palace if Purbasari’s hair were longer
than hers. Purbararang then let her hair down. It was so long, it almost
touched the ground. But it turned out that Purbasari’s hair was twice longer
than Purbararang’s hair.
“Fine,
so your hair is longer than mine.” Purbararang admitted. “But there is one more
condition you must fulfill, do you have a future husband who is handsomer than
mine?” said Purbararang as she walked toward Indrajaya. Purbasari felt
miserable. She didn’t have a future husband yet. So, without much thought, she
pulled the black monkey beside her.
Purbararang
and Indrajaya burst out, but their laughter didn’t last long. The monkey
meditates and suddenly transformed into a very handsome young man, a lot more
handsome than Indrajaya. “I’m a prince from a kingdom far away. I was cursed to
be a monkey because of a mistake I committed. I could regain my true form only
if there’s a girl who would be willing to be my wife,” said the young man.
Finally,
Purbararang gave up. She accepted Purbasari as the queen, and also confessed
everything she had done. “Please forgive me. Please don’t punish me,”
Purbararang said, asking for forgiveness. Instead of being angry, Purbasari
smiled. “I forgive you, sis,” she said. Soon after, Purbasari become queen.
Beside her was the handsome prince, the former monkey known as Lutung Kasarung.
Terjemahan
:
Lutung Kasarung
Prabu
Tapa Agung telah memimpin kerajaan di Jawa Barat untuk waktu yang lama . Dia sudah tua dan karena itu ingin
memilih penggantinya . Namun sayangnya , ia tidak punya anak . Dia berpikir
untuk memilih salah satu putrinya , Purbararang dan Purbasari . Tapi itu bukan
pilihan yang mudah . Mereka berdua sangat cantik dan cerdas . Satu-satunya
perbedaan adalah temperamen mereka . Purbararang kasar dan jujur , sementara Purbasari adalah baik dan
peduli . Dengan pertimbangan tersebut , Prabu Tapa Agung akhirnya memilih
Purbasari menjadi penggantinya .Purbararang tidak setuju dengan keputusan
ayahnya . " Ini seharusnya menjadi aku , Ayah . Aku adalah putri sulung !
" Kata Purbararang . Prabu Tapa Agung tersenyum . " Purbararang ,
untuk menjadi seorang ratu memakan waktu lebih dari usia . Ada banyak kualitas
lain bahwa seseorang harus memiliki, "jelas Prabu Tapa Agung bijaksana .
" Apa Purbasari memiliki aku tidak? " Purbararang cemberut . "
Anda akan menemukan ketika Purbasari telah menggantikan saya, " jawab
Prabu Tapa Agung .
Setelah diskusi , Purbararang kembali ke kamarnya . " Apakah ada sesuatu yang salah ? " Tanya Indrajaya . Indrajaya adalah suami Purbararang masa depan . " Aku marah ! Bapa memilih Purbasari sebagai penggantinya dan bukan aku! Aku harus melakukan sesuatu ! " Kata Purbararang . Gila karena kemarahannya , dia datang ke penyihir dan memintanya untuk mengirim ruam seluruh tubuh Purbasari itu . Sebelum tidur , Purbasari mulai merasa gatal di seluruh tubuhnya . Dia mencoba menerapkan bubuk tubuhnya , tapi itu tidak ada gunanya . Sebaliknya , gatal tumbuh bahkan lebih buruk . Dia tidak ingin menggaruknya , tapi dia tidak bisa menahannya . Pada keesokan paginya , ada goresan tanda seluruh tubuh Purbasari itu . " Apa yang terjadi padamu ? " Tanya Purbararang , berpura-pura menjadi khawatir . " Saya tidak tahu , sis . Tadi malam , tubuh saya tiba-tiba merasa sangat gatal . Aku menggaruk dan menggaruk , dan ini adalah apa yang terjadi , "jawab Purbasari . Purbararang menggeleng . " Anda harus melakukan sesuatu yang benar-benar mengerikan. Anda telah dihukum oleh para dewa ! " Hari itu , seluruh kerajaan itu tersinggung . " Apa yang telah Anda lakukan, Purbasari ? " Menuntut Prabu Tapa Agung . Purbasari menggeleng . " Aku tidak melakukan apa pun yang akan mengganggu para dewa , Bapa , " jawabnya . " Lalu bagaimana Anda bisa menjelaskan apa yang terjadi pada tubuh Anda? " Tanya Prabu Tapa Agung lagi . " Jika Anda tidak mengaku , aku akan mengusirmu ke hutan . " Purbasari menarik napas panjang . " Seperti saya katakan sebelumnya , saya tidak melakukan sesuatu yang salah . Dan aku lebih suka dilemparkan ke dalam hutan daripada mengakui perbuatan yang tidak saya lakukan . "
Setelah diskusi singkat dengan penasihat , Prabu Tapa Agung memerintahkan Purbasari untuk dipindahkan ke hutan . Purbasari sangat sedih , tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menentang perintah ayahnya . Dia ditemani ke hutan oleh seorang utusan . Ia membangun sebuah pondok sederhana untuk Purbasari . Setelah utusan kiri , tiba-tiba seekor monyet hitam datang ke gubuk Purbasari itu . Dia membawa setandan pisang . Dari belakangnya , beberapa hewan memandang . " Apakah pisang untuk saya? " Tanya Purbasari . Monyet hitam mengangguk , seolah-olah ia mengerti apa yang dikatakan Purbasari . Purbasari mengambil pisang dengan senang hati. Dia juga mengucapkan terima kasih . Hewan-hewan lain yang mencari di juga tampak tersenyum . " Apakah Anda bersedia menjadi teman saya ? " Purbasari bertanya kepada mereka . Semua binatang mengangguk senang . Meskipun ia hidup sendirian di hutan , Purbasari tidak pernah kekurangan pasokan . Setiap hari , selalu ada hewan yang membawa buah-buahan dan ikan untuk makan .
Sebuah waktu yang lama berlalu sejak Purbasari dibuang ke hutan, tapi tubuhnya masih gatal . Di beberapa tempat , kulitnya bahkan ulserasi . Apa yang harus saya lakukan? " Purbasari mendesah . Monyet yang duduk di sampingnya tinggal diam, ada air mata di matanya . Dia berharap Purbasari akan tetap sabar dan kuat .
Suatu malam , pada bulan purnama , monyet mengambil Purbasari ke sebuah lembah . Ada sebuah kolam dengan mata air panas. Monyet tiba-tiba berbicara , " Air kolam ini akan menyembuhkan kulit Anda , " katanya . Purbasari terkejut , " Anda dapat berbicara ? Siapa kau ? " Tanyanya . " Kau akan tahu , pada waktunya , " kata monyet . Purbasari tidak mau memaksa monyet . Dia kemudian berjalan ke kolam . Dia mandi di sana. Setelah beberapa jam , Purbasari keluar dari kolam. Dia terkejut melihat wajahnya tercermin pada air kolam jernih . Wajahnya cantik lagi , dengan kulit halus dan bersih . Purbasari mengamati seluruh tubuhnya . Tidak ada jejak penyakit kulit apapun. " Saya sembuh ! Aku sembuh ! " Purbasari berteriak dalam sukacita . Dia cepat menawarkan berkat para dewa dan juga untuk monyet .
Kabar kondisi Purbasari dengan cepat menyebar ke kerajaan , menjengkelkan Purbararang . Dia kemudian disertai oleh Indrajaya pergi ke hutan untuk melihat Purbasari . Purbasari bertanya apakah dia akan diizinkan pulang ke rumah . Purbararang mengatakan dia akan membiarkan Purbasari kembali ke istana jika rambut Purbasari yang lebih panjang daripada miliknya . Purbararang kemudian membiarkan rambutnya turun . Itu begitu lama , hampir menyentuh tanah . Tapi ternyata bahwa rambut Purbasari adalah dua kali lebih panjang dari rambut Purbararang itu . " Baik-baik saja , sehingga rambut Anda lebih panjang dari saya . " Purbararang mengakui . " Tapi ada satu syarat lagi yang harus dipenuhi, apakah Anda memiliki calon suami yang tampan dariku ? " Kata Purbararang sambil berjalan menuju Indrajaya . Purbasari merasa sengsara . Dia tidak memiliki calon suami belum. Jadi , tanpa banyak berpikir , ia menarik monyet hitam di sampingnya .
Purbararang dan Indrajaya meledak , tapi tawa mereka tidak berlangsung lama . Monyet bermeditasi dan tiba-tiba berubah menjadi seorang pemuda yang sangat tampan , jauh lebih tampan dari Indrajaya . " Saya seorang pangeran dari kerajaan yang jauh . Aku dikutuk menjadi kera karena kesalahan yang saya lakukan. Saya bisa mendapatkan kembali bentuk saya benar hanya jika ada seorang gadis yang bersedia untuk menjadi istriku , " kata pemuda itu . Akhirnya , Purbararang menyerah . Dia menerima Purbasari sebagai ratu , dan juga mengakui semua yang telah ia lakukan . " Maafkan saya . Tolong jangan menghukum saya, " kata Purbararang , meminta pengampunan . Alih-alih marah , Purbasari tersenyum . " Aku memaafkanmu , sis , " katanya . Segera setelah itu , Purbasari menjadi ratu . Di sampingnya adalah pangeran tampan , mantan monyet yang dikenal sebagai Lutung Kasarung .
Setelah diskusi , Purbararang kembali ke kamarnya . " Apakah ada sesuatu yang salah ? " Tanya Indrajaya . Indrajaya adalah suami Purbararang masa depan . " Aku marah ! Bapa memilih Purbasari sebagai penggantinya dan bukan aku! Aku harus melakukan sesuatu ! " Kata Purbararang . Gila karena kemarahannya , dia datang ke penyihir dan memintanya untuk mengirim ruam seluruh tubuh Purbasari itu . Sebelum tidur , Purbasari mulai merasa gatal di seluruh tubuhnya . Dia mencoba menerapkan bubuk tubuhnya , tapi itu tidak ada gunanya . Sebaliknya , gatal tumbuh bahkan lebih buruk . Dia tidak ingin menggaruknya , tapi dia tidak bisa menahannya . Pada keesokan paginya , ada goresan tanda seluruh tubuh Purbasari itu . " Apa yang terjadi padamu ? " Tanya Purbararang , berpura-pura menjadi khawatir . " Saya tidak tahu , sis . Tadi malam , tubuh saya tiba-tiba merasa sangat gatal . Aku menggaruk dan menggaruk , dan ini adalah apa yang terjadi , "jawab Purbasari . Purbararang menggeleng . " Anda harus melakukan sesuatu yang benar-benar mengerikan. Anda telah dihukum oleh para dewa ! " Hari itu , seluruh kerajaan itu tersinggung . " Apa yang telah Anda lakukan, Purbasari ? " Menuntut Prabu Tapa Agung . Purbasari menggeleng . " Aku tidak melakukan apa pun yang akan mengganggu para dewa , Bapa , " jawabnya . " Lalu bagaimana Anda bisa menjelaskan apa yang terjadi pada tubuh Anda? " Tanya Prabu Tapa Agung lagi . " Jika Anda tidak mengaku , aku akan mengusirmu ke hutan . " Purbasari menarik napas panjang . " Seperti saya katakan sebelumnya , saya tidak melakukan sesuatu yang salah . Dan aku lebih suka dilemparkan ke dalam hutan daripada mengakui perbuatan yang tidak saya lakukan . "
Setelah diskusi singkat dengan penasihat , Prabu Tapa Agung memerintahkan Purbasari untuk dipindahkan ke hutan . Purbasari sangat sedih , tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menentang perintah ayahnya . Dia ditemani ke hutan oleh seorang utusan . Ia membangun sebuah pondok sederhana untuk Purbasari . Setelah utusan kiri , tiba-tiba seekor monyet hitam datang ke gubuk Purbasari itu . Dia membawa setandan pisang . Dari belakangnya , beberapa hewan memandang . " Apakah pisang untuk saya? " Tanya Purbasari . Monyet hitam mengangguk , seolah-olah ia mengerti apa yang dikatakan Purbasari . Purbasari mengambil pisang dengan senang hati. Dia juga mengucapkan terima kasih . Hewan-hewan lain yang mencari di juga tampak tersenyum . " Apakah Anda bersedia menjadi teman saya ? " Purbasari bertanya kepada mereka . Semua binatang mengangguk senang . Meskipun ia hidup sendirian di hutan , Purbasari tidak pernah kekurangan pasokan . Setiap hari , selalu ada hewan yang membawa buah-buahan dan ikan untuk makan .
Sebuah waktu yang lama berlalu sejak Purbasari dibuang ke hutan, tapi tubuhnya masih gatal . Di beberapa tempat , kulitnya bahkan ulserasi . Apa yang harus saya lakukan? " Purbasari mendesah . Monyet yang duduk di sampingnya tinggal diam, ada air mata di matanya . Dia berharap Purbasari akan tetap sabar dan kuat .
Suatu malam , pada bulan purnama , monyet mengambil Purbasari ke sebuah lembah . Ada sebuah kolam dengan mata air panas. Monyet tiba-tiba berbicara , " Air kolam ini akan menyembuhkan kulit Anda , " katanya . Purbasari terkejut , " Anda dapat berbicara ? Siapa kau ? " Tanyanya . " Kau akan tahu , pada waktunya , " kata monyet . Purbasari tidak mau memaksa monyet . Dia kemudian berjalan ke kolam . Dia mandi di sana. Setelah beberapa jam , Purbasari keluar dari kolam. Dia terkejut melihat wajahnya tercermin pada air kolam jernih . Wajahnya cantik lagi , dengan kulit halus dan bersih . Purbasari mengamati seluruh tubuhnya . Tidak ada jejak penyakit kulit apapun. " Saya sembuh ! Aku sembuh ! " Purbasari berteriak dalam sukacita . Dia cepat menawarkan berkat para dewa dan juga untuk monyet .
Kabar kondisi Purbasari dengan cepat menyebar ke kerajaan , menjengkelkan Purbararang . Dia kemudian disertai oleh Indrajaya pergi ke hutan untuk melihat Purbasari . Purbasari bertanya apakah dia akan diizinkan pulang ke rumah . Purbararang mengatakan dia akan membiarkan Purbasari kembali ke istana jika rambut Purbasari yang lebih panjang daripada miliknya . Purbararang kemudian membiarkan rambutnya turun . Itu begitu lama , hampir menyentuh tanah . Tapi ternyata bahwa rambut Purbasari adalah dua kali lebih panjang dari rambut Purbararang itu . " Baik-baik saja , sehingga rambut Anda lebih panjang dari saya . " Purbararang mengakui . " Tapi ada satu syarat lagi yang harus dipenuhi, apakah Anda memiliki calon suami yang tampan dariku ? " Kata Purbararang sambil berjalan menuju Indrajaya . Purbasari merasa sengsara . Dia tidak memiliki calon suami belum. Jadi , tanpa banyak berpikir , ia menarik monyet hitam di sampingnya .
Purbararang dan Indrajaya meledak , tapi tawa mereka tidak berlangsung lama . Monyet bermeditasi dan tiba-tiba berubah menjadi seorang pemuda yang sangat tampan , jauh lebih tampan dari Indrajaya . " Saya seorang pangeran dari kerajaan yang jauh . Aku dikutuk menjadi kera karena kesalahan yang saya lakukan. Saya bisa mendapatkan kembali bentuk saya benar hanya jika ada seorang gadis yang bersedia untuk menjadi istriku , " kata pemuda itu . Akhirnya , Purbararang menyerah . Dia menerima Purbasari sebagai ratu , dan juga mengakui semua yang telah ia lakukan . " Maafkan saya . Tolong jangan menghukum saya, " kata Purbararang , meminta pengampunan . Alih-alih marah , Purbasari tersenyum . " Aku memaafkanmu , sis , " katanya . Segera setelah itu , Purbasari menjadi ratu . Di sampingnya adalah pangeran tampan , mantan monyet yang dikenal sebagai Lutung Kasarung .
Cindelaras
Cerita rakyat from East Java
Raden
Putra was the king of Jenggala kingdom. He had a beautiful queen and concubine.
Unlike the queen, the concubine had bad personalities. She was envious and
jealous with the queen, so she planned to make the queen leave the palace. The
concubine then asked the royal healer to help her in her plan. One day, the
concubine pretended to be ill. Raden Putra called the royal healer to give the
concubine treatments. “What is her disease?” Raden Putra asked the royal
healer. “I’m very sorry, My Majesty. She is sick because the queen put poison
in her meal,” the royal healer lied.
Raden Putra was shock and angry to hear the explanation. He called the queen and asked her if the story was true. Of course the queen denied, but Raden Putra won’t listen. “Please Your Majesty, have mercy. I really didn’t do anything,” cried the queen in her tears. Raden Putra’s anger ended in a decision. The queen should be banished to the woods and terminated. He did not know that the queen was already pregnant. Raden Putra commanded one of his general to do the punishment. The queen was banished to the woods, but the wise general didn’t have the heart to kill her. He built a simple house in the woods for her. On his way back to the palace, he smeared his sword with rabbit blood, so Raden Putra would believe that he had killed the queen.
After the general left, the queen lived by herself in the woods. Several months later, she gave birth to a healthy baby boy. The baby was named Cindelaras. He grew up as a nice, healthy, and handsome boy. One day, while Cindelaras helped her mother to collect some fire woods, an eagle dropped an egg. Cindelaras brought the egg to be brooded by a chicken behind their house. The egg hatched into a chick and then it slowly became a strong rooster. The rooster is no ordinary rooster. The rooster could sing. Every morning, the rooster woke Cindelaras up with its beautiful song, “My master is Cindelaras. His house is in the woods. He’s the son of Raden Putra.” The rooster often sang that song.
Cindelaras always woke up early in the morning and listen happily to his rooster’s song. He didn’t realize the meaning of the song until one day, he started to think. “Who is Raden Putra?” he asked his mother. The queen then told him the whole story. She also told him why they were banned from the kingdom and lived in the woods. Cindelaras was very surprised. He decided to go to the palace to meet the king, his father. Cindelaras asked her mother’s permission to go to the kingdom and to tell the king what really happened. He also brought his rooster that grew bigger and stronger each day.
On his way, Cindelaras stopped at a village. There, he met some people who were involved in cockfighting. They challenge him to see how strong his rooster was. “If your rooster wins, you’ll get a reward,” said the man who challenged him. Cindelaras accepted the challenge. In a few minutes, his rooster defeated the opponent’s rooster. He was challenged again by other man, and one more time, his rooster won. He won again and again.
The news about Cindelaras’ rooster quickly spread to the whole Jenggala kingdom and made Raden Putra curious. So, he invited Cindelaras to the palace. “What is your name, boy?” Raden Putra asked as Cindelaras arrived in the palace. “My name is Cindelaras, Your Majesty,” Cindelaras answered. He felt both thrilled and happy to see Raden Putra.
Raden Putra challenged Cindelaras with one condition. If Raden Putra’s rooster won, Cindelaras’ head would be cut off. But if Cindelaras’ rooster won, Raden Putra would share half of his wealth. Cindelaras accepted the condition. The competition was held in the front yard of the palace. The two roosters fought bravely. But in just a few minutes, Cindelaras’ rooster won the fight! Raden Putra shook his head and stared at Cindelaras from his seat, “That rooster is no ordinary rooster, and the boy is not an ordinaty boy either. Who is he exactly?” he thought. Raden Putra was about to asked when suddenly Cindelaras’ rooster sang the song, “My master is Cindelaras. His house is in the woods. He’s the son of Raden Putra.”
Raden Putra was surprised. “Is it true?” he asked. “Yes, My Majesty. My name is Cindelaras and my mother was the queen,” said Cindelaras. Raden putra called the general who had banished the queen. The general then confessed that he never killed the queen. Later, the royal healer also admitted his mistake. Raden Putra was so shocked. He immediately went to the woods to pick up the queen. Ever since, Cindelaras and his parents lived happily together. As for the concubine, she was sent to the jail as punishment.
Raden Putra was shock and angry to hear the explanation. He called the queen and asked her if the story was true. Of course the queen denied, but Raden Putra won’t listen. “Please Your Majesty, have mercy. I really didn’t do anything,” cried the queen in her tears. Raden Putra’s anger ended in a decision. The queen should be banished to the woods and terminated. He did not know that the queen was already pregnant. Raden Putra commanded one of his general to do the punishment. The queen was banished to the woods, but the wise general didn’t have the heart to kill her. He built a simple house in the woods for her. On his way back to the palace, he smeared his sword with rabbit blood, so Raden Putra would believe that he had killed the queen.
After the general left, the queen lived by herself in the woods. Several months later, she gave birth to a healthy baby boy. The baby was named Cindelaras. He grew up as a nice, healthy, and handsome boy. One day, while Cindelaras helped her mother to collect some fire woods, an eagle dropped an egg. Cindelaras brought the egg to be brooded by a chicken behind their house. The egg hatched into a chick and then it slowly became a strong rooster. The rooster is no ordinary rooster. The rooster could sing. Every morning, the rooster woke Cindelaras up with its beautiful song, “My master is Cindelaras. His house is in the woods. He’s the son of Raden Putra.” The rooster often sang that song.
Cindelaras always woke up early in the morning and listen happily to his rooster’s song. He didn’t realize the meaning of the song until one day, he started to think. “Who is Raden Putra?” he asked his mother. The queen then told him the whole story. She also told him why they were banned from the kingdom and lived in the woods. Cindelaras was very surprised. He decided to go to the palace to meet the king, his father. Cindelaras asked her mother’s permission to go to the kingdom and to tell the king what really happened. He also brought his rooster that grew bigger and stronger each day.
On his way, Cindelaras stopped at a village. There, he met some people who were involved in cockfighting. They challenge him to see how strong his rooster was. “If your rooster wins, you’ll get a reward,” said the man who challenged him. Cindelaras accepted the challenge. In a few minutes, his rooster defeated the opponent’s rooster. He was challenged again by other man, and one more time, his rooster won. He won again and again.
The news about Cindelaras’ rooster quickly spread to the whole Jenggala kingdom and made Raden Putra curious. So, he invited Cindelaras to the palace. “What is your name, boy?” Raden Putra asked as Cindelaras arrived in the palace. “My name is Cindelaras, Your Majesty,” Cindelaras answered. He felt both thrilled and happy to see Raden Putra.
Raden Putra challenged Cindelaras with one condition. If Raden Putra’s rooster won, Cindelaras’ head would be cut off. But if Cindelaras’ rooster won, Raden Putra would share half of his wealth. Cindelaras accepted the condition. The competition was held in the front yard of the palace. The two roosters fought bravely. But in just a few minutes, Cindelaras’ rooster won the fight! Raden Putra shook his head and stared at Cindelaras from his seat, “That rooster is no ordinary rooster, and the boy is not an ordinaty boy either. Who is he exactly?” he thought. Raden Putra was about to asked when suddenly Cindelaras’ rooster sang the song, “My master is Cindelaras. His house is in the woods. He’s the son of Raden Putra.”
Raden Putra was surprised. “Is it true?” he asked. “Yes, My Majesty. My name is Cindelaras and my mother was the queen,” said Cindelaras. Raden putra called the general who had banished the queen. The general then confessed that he never killed the queen. Later, the royal healer also admitted his mistake. Raden Putra was so shocked. He immediately went to the woods to pick up the queen. Ever since, Cindelaras and his parents lived happily together. As for the concubine, she was sent to the jail as punishment.
Terjemahan
:
Cindelaras
Cerita rakyat dari Jawa Timur
Cerita rakyat dari Jawa Timur
Raden
Putra adalah raja dari kerajaan Jenggala . Dia memiliki seorang ratu yang
cantik dan selir . Tidak seperti ratu , selir memiliki kepribadian buruk . Dia
iri dan cemburu dengan ratu , jadi dia berencana untuk membuat ratu
meninggalkan istana . Selir kemudian meminta penyembuh kerajaan untuk
membantunya dalam rencananya . Suatu hari , selir pura-pura sakit . Raden Putra disebut penyembuh kerajaan
untuk memberikan perawatan selir . " Apakah penyakit itu ? " Raden Putra meminta penyembuh
kerajaan . " Saya sangat menyesal , Yang Mulia saya . Dia sakit karena
ratu menaruh racun dalam makan nya , " penyembuh kerajaan berbohong .
Raden Putra syok dan marah mendengar penjelasan . Dia disebut ratu dan bertanya apakah cerita itu benar . Tentu saja Ratu membantah , tapi Raden Putra tidak akan mendengarkan . " Tolong Yang Mulia , kasihanilah . Aku benar-benar tidak melakukan apa-apa , "teriak ratu dalam air matanya . Kemarahan Raden Putra berakhir dengan keputusan. Ratu harus dibuang ke hutan dan dihentikan . Dia tidak tahu bahwa ratu sudah hamil . Raden Putra memerintahkan salah satu jenderalnya untuk melakukan hukuman . Ratu dibuang ke hutan, tapi umum bijaksana tidak tega membunuhnya . Dia membangun sebuah rumah sederhana di hutan untuknya . Dalam perjalanan kembali ke istana , ia mengoleskan pedangnya dengan darah kelinci , sehingga Raden Putra akan percaya bahwa ia telah membunuh ratu .
Setelah kiri umum , ratu tinggal sendirian di hutan . Beberapa bulan kemudian , ia melahirkan bayi laki-laki yang sehat . Bayi itu diberi nama Cindelaras . Ia dibesarkan sebagai baik , sehat , dan tampan anak laki-laki . Suatu hari , sementara Cindelaras membantu ibunya untuk mengumpulkan beberapa kebakaran hutan , seekor elang menjatuhkan telur . Cindelaras membawa telur untuk merenung oleh ayam di belakang rumah mereka . Telur menetas menjadi ayam dan kemudian perlahan-lahan menjadi ayam jantan yang kuat . Ayam ada ayam biasa . Ayam bisa menyanyi . Setiap pagi , ayam Cindelaras terbangun dengan lagu yang indah , " Tuanku adalah Cindelaras . Rumahnya adalah di hutan . Dia adalah putra dari Raden Putra . " Ayam sering menyanyikan lagu itu .
Cindelaras selalu bangun pagi-pagi dan mendengarkan dengan senang hati lagu ayam nya . Dia tidak menyadari makna dari lagu hingga suatu hari , ia mulai berpikir . " Siapa Raden Putra ? " Ia bertanya kepada ibunya . Ratu kemudian menceritakan seluruh cerita . Dia juga mengatakan kepadanya mengapa mereka dilarang dari kerajaan dan tinggal di hutan . Cindelaras sangat terkejut . Dia memutuskan untuk pergi ke istana untuk bertemu raja , ayahnya . Cindelaras meminta izin ibunya untuk pergi ke kerajaan dan memberitahu raja apa yang sebenarnya terjadi . Dia juga membawa ayam jantan nya yang tumbuh lebih besar dan kuat setiap hari .
Dalam perjalanannya , Cindelaras berhenti di sebuah desa . Di sana, ia bertemu dengan beberapa orang yang terlibat dalam adu ayam . Mereka menantang dia untuk melihat seberapa kuat nya ayam jantan . " Jika menang ayam Anda , Anda akan mendapatkan hadiah , " kata pria yang menantangnya . Cindelaras menerima tantangan itu . Dalam beberapa menit , ayam jantan nya mengalahkan ayam lawan . Dia ditantang lagi oleh pria lain, dan sekali lagi , ayam nya menang. Dia menang lagi dan lagi .
Berita tentang ayam Cindelaras ' dengan cepat menyebar ke seluruh kerajaan Jenggala dan membuat Raden Putra penasaran . Jadi , ia mengundang Cindelaras ke istana . " Siapa namamu , anak laki-laki ? " Tanya Raden Putra sebagai Cindelaras tiba di istana . " Nama saya Cindelaras , Yang Mulia , " jawab Cindelaras . Dia merasa baik senang dan senang melihat Raden Putra .
Raden Putra menantang Cindelaras dengan satu syarat . Jika ayam Raden Putra memenangkan , kepala Cindelaras ' akan dipotong . Tetapi jika ayam Cindelaras ' menang , Raden Putra akan berbagi setengah dari kekayaannya . Cindelaras menerima kondisi tersebut . Kompetisi ini diadakan di halaman depan istana . Kedua ayam jantan bertempur dengan gagah berani . Tapi hanya dalam beberapa menit , ayam Cindelaras ' memenangkan pertarungan! Raden Putra menggeleng dan menatap Cindelaras dari tempat duduknya , " ayam jantan Itu bukan ayam biasa , dan anak itu bukan anak ordinaty baik . Siapa dia sebenarnya ? " Pikirnya. Raden Putra hendak bertanya ketika tiba-tiba ayam Cindelaras ' menyanyikan lagu , " Tuanku adalah Cindelaras . Rumahnya adalah di hutan . Dia adalah putra dari Raden Putra . "
Raden Putra terkejut . " Apakah itu benar? " Tanyanya . " Ya , saya Yang Mulia . Nama saya Cindelaras dan ibu saya adalah ratu , " kata Cindelaras . Raden putra disebut jenderal yang telah dibuang ratu . Jenderal itu kemudian mengaku bahwa ia tidak pernah membunuh ratu . Kemudian , penyembuh kerajaan juga mengakui kesalahannya . Raden Putra sangat terkejut . Dia segera pergi ke hutan untuk mengambil ratu . Sejak saat itu, Cindelaras dan orang tuanya hidup bahagia bersama-sama . Adapun selir , ia dikirim ke penjara sebagai hukuman
Raden Putra syok dan marah mendengar penjelasan . Dia disebut ratu dan bertanya apakah cerita itu benar . Tentu saja Ratu membantah , tapi Raden Putra tidak akan mendengarkan . " Tolong Yang Mulia , kasihanilah . Aku benar-benar tidak melakukan apa-apa , "teriak ratu dalam air matanya . Kemarahan Raden Putra berakhir dengan keputusan. Ratu harus dibuang ke hutan dan dihentikan . Dia tidak tahu bahwa ratu sudah hamil . Raden Putra memerintahkan salah satu jenderalnya untuk melakukan hukuman . Ratu dibuang ke hutan, tapi umum bijaksana tidak tega membunuhnya . Dia membangun sebuah rumah sederhana di hutan untuknya . Dalam perjalanan kembali ke istana , ia mengoleskan pedangnya dengan darah kelinci , sehingga Raden Putra akan percaya bahwa ia telah membunuh ratu .
Setelah kiri umum , ratu tinggal sendirian di hutan . Beberapa bulan kemudian , ia melahirkan bayi laki-laki yang sehat . Bayi itu diberi nama Cindelaras . Ia dibesarkan sebagai baik , sehat , dan tampan anak laki-laki . Suatu hari , sementara Cindelaras membantu ibunya untuk mengumpulkan beberapa kebakaran hutan , seekor elang menjatuhkan telur . Cindelaras membawa telur untuk merenung oleh ayam di belakang rumah mereka . Telur menetas menjadi ayam dan kemudian perlahan-lahan menjadi ayam jantan yang kuat . Ayam ada ayam biasa . Ayam bisa menyanyi . Setiap pagi , ayam Cindelaras terbangun dengan lagu yang indah , " Tuanku adalah Cindelaras . Rumahnya adalah di hutan . Dia adalah putra dari Raden Putra . " Ayam sering menyanyikan lagu itu .
Cindelaras selalu bangun pagi-pagi dan mendengarkan dengan senang hati lagu ayam nya . Dia tidak menyadari makna dari lagu hingga suatu hari , ia mulai berpikir . " Siapa Raden Putra ? " Ia bertanya kepada ibunya . Ratu kemudian menceritakan seluruh cerita . Dia juga mengatakan kepadanya mengapa mereka dilarang dari kerajaan dan tinggal di hutan . Cindelaras sangat terkejut . Dia memutuskan untuk pergi ke istana untuk bertemu raja , ayahnya . Cindelaras meminta izin ibunya untuk pergi ke kerajaan dan memberitahu raja apa yang sebenarnya terjadi . Dia juga membawa ayam jantan nya yang tumbuh lebih besar dan kuat setiap hari .
Dalam perjalanannya , Cindelaras berhenti di sebuah desa . Di sana, ia bertemu dengan beberapa orang yang terlibat dalam adu ayam . Mereka menantang dia untuk melihat seberapa kuat nya ayam jantan . " Jika menang ayam Anda , Anda akan mendapatkan hadiah , " kata pria yang menantangnya . Cindelaras menerima tantangan itu . Dalam beberapa menit , ayam jantan nya mengalahkan ayam lawan . Dia ditantang lagi oleh pria lain, dan sekali lagi , ayam nya menang. Dia menang lagi dan lagi .
Berita tentang ayam Cindelaras ' dengan cepat menyebar ke seluruh kerajaan Jenggala dan membuat Raden Putra penasaran . Jadi , ia mengundang Cindelaras ke istana . " Siapa namamu , anak laki-laki ? " Tanya Raden Putra sebagai Cindelaras tiba di istana . " Nama saya Cindelaras , Yang Mulia , " jawab Cindelaras . Dia merasa baik senang dan senang melihat Raden Putra .
Raden Putra menantang Cindelaras dengan satu syarat . Jika ayam Raden Putra memenangkan , kepala Cindelaras ' akan dipotong . Tetapi jika ayam Cindelaras ' menang , Raden Putra akan berbagi setengah dari kekayaannya . Cindelaras menerima kondisi tersebut . Kompetisi ini diadakan di halaman depan istana . Kedua ayam jantan bertempur dengan gagah berani . Tapi hanya dalam beberapa menit , ayam Cindelaras ' memenangkan pertarungan! Raden Putra menggeleng dan menatap Cindelaras dari tempat duduknya , " ayam jantan Itu bukan ayam biasa , dan anak itu bukan anak ordinaty baik . Siapa dia sebenarnya ? " Pikirnya. Raden Putra hendak bertanya ketika tiba-tiba ayam Cindelaras ' menyanyikan lagu , " Tuanku adalah Cindelaras . Rumahnya adalah di hutan . Dia adalah putra dari Raden Putra . "
Raden Putra terkejut . " Apakah itu benar? " Tanyanya . " Ya , saya Yang Mulia . Nama saya Cindelaras dan ibu saya adalah ratu , " kata Cindelaras . Raden putra disebut jenderal yang telah dibuang ratu . Jenderal itu kemudian mengaku bahwa ia tidak pernah membunuh ratu . Kemudian , penyembuh kerajaan juga mengakui kesalahannya . Raden Putra sangat terkejut . Dia segera pergi ke hutan untuk mengambil ratu . Sejak saat itu, Cindelaras dan orang tuanya hidup bahagia bersama-sama . Adapun selir , ia dikirim ke penjara sebagai hukuman
Legenda
Danau Toba Versi Bahasa Inggris
Once
upon a time there was a prosperous village in a far away island called Sumatra.
In northern part of the island, lived a farmer whose name was Toba. He lived
alone in a hut by a small forest. He worked on his farmland to grow rice and
vegetables that he sells to local market. Once day he wanted to catch some fish
so he went to a river and fished there. He was very surprised when he got a big
fish. The fish was as big as human being. Soon he went home and put the fish in
his kitchen. He planned to cook the fish for his dinner that night. When he got
to his house that afternoon he took a bath. Then as he walked into his bedroom
after taking a bath Toba was very shocked. Do you want to know what happened?
There
stood in his living room a very beautiful girl. The girl greeted him nicely.
For a moment Toba was speechless. When he could control his emotion he asked her.
‘Who
are you? What’s your name? Why suddenly you are here in my house?’
‘Pardon
me if I surprised you Mr. Toba, but you took me here. I was the fish that you
caught in the river. Now that I become a human being again, I would like to
thank you and I will be your servant to express my thankfulness’
‘Were
you the fish?’
‘Yes, I
was the fish. Look at your kitchen’.
Toba
immediately rushed to his kitchen and the fish was nowhere to be seen. He saw
some gold coins instead.
‘Whose
coins are these? Why there are some coins here?’
‘Those
coins are mine. As I changed into human being my scales changed into gold
coins’
‘Ok you
can live here and work for me. Your room is over there’
‘Thank
you very much Mr. Toba’
Since
that day the beautiful girl lived in Toba’s house. Since she was very beautiful
Toba fell in love with her and not long after that they got married. The girl
married to Toba on one condition that he would never tell anybody about her
past. Toba agreed to the condition. Several months later Toba’s wife delivered
to a baby boy. Their son was healthy. Soon he grew up into a handsome boy. Toba
named him Samosir. Unfortunately Samosir was a lazy boy. He did not want to
work at all. When his father worked hard in his rice field and farm, Samosir
just slept. When he was awake he talked a lot and he ate a lot. Toba was very
disappointed with his son’s nature. He hoped that one day Samosir would change
into a diligent boy. Day in and day out but Samosir never changed.
Toba
used to go to his farm and rice field early in the morning. Then at midday his
wife would bring him food. They used to eat lunch at their farm. As he was a
teenager Toba and his wife tried to change his behavior. They ordered Samosir
to bring food for his father for lunch while her mother stayed at home to do
household chores. But Samosir never did his duty well. He always woke up very
late. He woke up after midday. Then one day his mother forced him to bring the
food.
‘Sam,
wake up. Go to the farm and bring the food for your father. He must be very
tired and hungry now’.
But
Mom, I am tired and hungry too’
‘What
makes you tired? You just wake up. Go now. You father needs the food’
Toba
reluctantly went to the farm. But he did not go to the farm immediately. He
stopped somewhere in the street and ate the food. It was already late afternoon
when he got to the farm. His father was disappointed. Then he was angry as he
realized that his son had eaten his food. He said sarcastically.
‘O, you
are stupid lazy boy. You are son of a fish!’
Samosir
was hurt. He went home right away and as he got home he told his mother about
his father’s words. Samosir’s mother was shocked. She was also deeply hurt.
‘O
Toba. You break your promise so I cannot live with you here anymore. Now you
have to accept to consequence of what you did. Samosir, now go to the hill,
find the tallest tree and climb it’
‘Why
mom? What will happen?’
‘Just
do it, never ask any question. Good bye’
As soon
as she finished saying that suddenly the weather changed. Sunny day suddenly
turned into cloudy day. Not long after that the rain poured heavily. The rain
last for several days. Consequently the area was flooded. The whole area became
a big lake. Then it was called Lake Toba and in the middle of the lake there is
an island called Samosir Island. Meanwhile Toba’s wife disappeared.
Legenda
Danau Toba dalam bahasa inggris tersebut
mengisahkan mitos yang mungkin pada jaman sekarang sudah tidak ada lagi. Namun
kita bisa memetik hikmah dari legenda Danau Toba Dalam bahasa inggris tersebut.
Hikmah yang dapat kita ambil ialah berhati-hati lah dengan apa yang kita
ucapkan. Jangan sampai menyakiti perasaan orang lain. Karena lidah bisa lebih
tajam dari pisau, sepatah dua patah kata dapat meninggalkan luka yang membekas
di hati lawan bicara kita. Yang kedua ialah jangan mengingkari janji yang
telah dibuat. Legenda Danau Toba Dalam bahasa inggris ini memang penuh makna
dan hikmah.
0 komentar:
Post a Comment