Pengenalan bahasa C
1. Pendahuluan
Bahasa C adalah bahasa pemrograman yang dapat dikatakan berada di
antara bahasa beraras rendah dan beraras tinggi. Bahasa beraras rendah artinya
bahasa yang berorientasi pada mesin dan beraras tinggi berorientasi pada manusia.
Bahasa beraras rendah, misalnya bahasa assembler, bahasa ini ditulis dengan
sandi yang dimengerti oleh mesin saja, oelha karena itu hanya digunakan bagi
yang memprogram mikroprosesor. Bahasa beraras rendah merupakan bahasa yang
membutuhkan kecermatan yang teliti bagi pemrogram karena perintahnya harus
rinci, ditambah lagi masing-masing pabrik mempunyai sandi perintah sendiri.
Bahasa tinggi relatif mudah digunakan, karena ditulis dengan bahasa manusia
sehingga mudah dimengerti dan tidak tergantung mesinnya. Bahasa beraras tinggi
biasanya digunakan pada komputer.
Pencipta bahasa C adalah Brian W. Kernighan dan Denis M. Ritchi,
sekitar tahun 1972. Penulisan program dalam bahasa C dilakukan dengan
membagi dalam blok-blok, sehingga bahasa C disebut dengan bahasa terstruktur.
Bahasa C dapat digunakan di berbagai mesin dengan mudah, mulai dari PC
sampai dengan mainframe, dengan berbagai sistem operasi misalnya DOS, UNIX,
VMS dan lain-lain.
2. Penulisan Program Bahasa C
Program Bahasa C tidak mengenal aturan penulisan di kolom tertentu, jadi
bisa dimulai dari kolom manapun. Namun demikian, untuk mempermudah
pembacaan program dan untuk keperluan dokumentasi, sebaiknya penulisan
bahasa C diatur sedemikian rupa sehingga mudah dan enak dibaca.
Berikut contoh penulisan Program Bahasa C:
#include <at89c51.h>
main ()
{
………
………
}
Program dalam bahasa C selalu berbentuk fungsi seperti ditunjukkan dalam
main (). Program yang dijalankan berada di dalam tubuh program yang dimulai
dengan tanda kurung buka { dan diakhiri dengan tanda kurung tutup }. Semua
yang tertulis di dalam tubuh program ini disebut dengan blok.
Tanda () digunakan untuk mengapit argumen suatu fungsi. Argumen
adalah suatu nilai yang akan digunakan dalam fungsi tersebut. Dalam fungsi main
diatas tidak ada argumen, sehingga tak ada data dalam (). Dalam tubuh fungsi
antara tanda { dan tanda } ada sejumlah pernyataan yang merupakan perintah yang
harus dikerjakan oleh prosesor. Setiap pernyataan diakhiri dengan tanda titik
koma ;
Baris pertama #include <…> bukanlah pernyataan, sehingga tak diakhiri
dengan tanda titik koma (;). Baris tersebut meminta kompiler untuk menyertakan
file yang namanya ada di antara tanda <…> dalam proses kompilasi. File-file ini
(ber-ekstensi .h) berisi deklarasi fungsi ataupun variable. File ini disebut header.
File ini digunakan semacam perpustakaan bagi pernyataan yang ada di tubuh
program.
3. Tipe Data
Tipe data merupakan bagian program yang paling penting karena tipe data
mempengaruhi setiap instruksi yang akan dilaksanakan oleh computer. Misalnya
saja 5 dibagi 2 bisa saja menghasilkan hasil yang berbeda tergantung tipe datanya.
Jika 5 dan 2 bertipe integer maka akan menghasilkan nilai 2, namun jika keduanya
bertipe float maka akan menghasilkan nilai 2.5000000. Pemilihan tipe data yang
tepat akan membuat proses operasi data menjadi lebih efisien dan efektif.
Tabel 1 Bentuk Tipe data:
No Tipe Data Ukuran Range (Jangkauan) Format Keterangan
1 Char 1 byte -128 s/d 127 %c Karakter
2 Int 2 byte -32768 s/d 32767 %i, %d Bilangan bulat
3 Float 4 byte -3.4E-38 s/d 3.4E+38 %f Bilangan pecahan
4 Double 8 byte 1.7E-308 s/d 1.7E+308 %|f Pecahan presisi ganda
5 Void 0 byte - - Tidak bertipe
4. Konstanta
Konstanta merupakan suatu nilai yang tidak dapat diubah selama proses
program berlangsung. Konstanta nilainya selalu tetap. Konstanta harus
didefinisikan terlebih dahulu di awal program. Konstanta dapat bernilai integer,
pecahan, karakter dan string.
Contoh konstanta : 50; 13; 3.14; 4.50005; ‘A’; ‘Bahasa C’.
5. Variable
Variabel adalah suatu pengenal (identifier) yang digunakan untuk mewakili
suatu nilai tertentu di dalam proses program. Berbeda dengan konstanta yang
nilainya selalu tetap, nilai dari suatu variable bisa diubah-ubah sesuai kebutuhan.
Nama dari suatu variable dapat ditentukan sendiri oleh pemrogram dengan aturan
sebagai berikut :
Terdiri dari gabungan huruf dan angka dengan karakter pertama harus berupa
huruf. Bahasa C bersifat case-sensitive artinya huruf besar dan kecil dianggap
berbeda.
Tidak boleh mengandung spasi.
Tidak boleh mengandung symbol-simbol khusus, kecuali garis bawah
(underscore). Yang termasuk symbol khusus yang tidak diperbolehkan antara
lain : $, ?, %, #, !, &, *, (, ), -, +, = dsb
Panjangnya bebas, tetapi hanya 32 karakter pertama yang terpakai.
6. Deklarasi
Deklarasi diperlukan bila kita akan menggunakan pengenal (identifier) dalam
program. Identifier dapat berupa variable, konstanta dan fungsi.
6.1. Deklarasi Variabel
Bentuk umum pendeklarasian suatu variable adalah :
Nama_tipe nama_variabel;
Contoh :
int x; // Deklarasi x bertipe integer
char y, huruf, nim[10]; // Deklarasi variable bertipe char
float nilai; // Deklarasi variable bertipe float
double beta; // Deklarasi variable bertipe double
int array[5][4]; // Deklarasi array bertipe integer
char *p; // Deklarasi pointer p bertipe char
6.2. Deklarasi Konstanta
Dalam bahasa C konstanta dideklarasikan menggunakan preprocessor #define.
Contohnya :
#define PHI 3.14 #define nim “0111500382”
#define nama “Sri Widhiyanti”
6.3. Deklarasi Fungsi
Fungsi merupakan bagian yang terpisah dari program dan dapat diaktifkan
atau dipanggil di manapun di dalam program. Fungsi dalam bahasa C ada yang
sudah disediakan sebagai fungsi pustaka seperti printf(), scanf(), getch() dan untuk
menggunakannya tidak perlu dideklarasikan.
Fungsi yang perlu dideklarasikan terlebih dahulu adalah fungsi yang
dibuat oleh programmer. Bentuk umum deklarasi sebuah fungsi adalah :
Tipe_fungsi nama_fungsi(parameter_fungsi);
Contohnya :
float luas_lingkaran(int jari);
void tampil();
int tambah(int x, int y);
7. Operator
1. Operator Penugasan
Operator Penugasan (Assignment operator) dalam bahasa C berupa tanda sama
dengan (“=”).
2.7.2. Operator Aritmatika
Bahasa C menyediakan lima operator aritmatika, yaitu :
.* : untuk perkalian
/ : untuk pembagian
% : untuk sisa pembagian (modulus)
+ : untuk penjumlahan
- : untuk pengurangan
2.1. Perkalian
//Program Perkalian
#include <at89x51.h>
void main()
{
int bil1,bil2;
bil1=4;
bil2=2;
P1=bil1*bil2; //bil1 dikali bil2 hasilnya
dikeluarkan ke P1
}
2.2. Pembagian
//Program Pembagian
#include <at89x51.h>
void main()
{
int bil1,bil2;
bil1=10;
bil2=2;
P1=bil1/bil2; //hasil pembagian dikeluarkan ke P1
}
2.3. Modulus
//Program modulus
#include <at89x51.h>
void main()
{
int bil1,bil2;
bil1=13;
bil2=2;
P1=bil1%bil2; //hasil modulus dikeluarkan ke P1
}
2.4. Penjumlahan
//program Penjumlahan
#include <at89x51.h> //deklarasi register at89c51
void main()
{
char bil1,bil2; //deklarasi variabel bil1 dan bil2
bil1=0x30; //bil1=0x30 dan bil2=0x20 (bentuk
heksadesimal)
bil2=0x20;
P1=bil1+bil2; //hasil penjumlahan dikeluarkan ke
Port1
}
2.5. Pengurangan
//Program Pengurangan
#include <at89x51.h>
void main()
{
int bil1,bil2;
bil1=0x30;
bil2=0x20;
P1=bil1-bil2; // hasil pengurangan dikeluarkan ke
P1.
}
3. Operator Hubungan (Perbandingan)
Operator hubungan digunakan untuk membandingkan hubungan antara
dua buah operand /sebuah nilai atau variable. Operasi majemuk seperti pada tabel
dibawah ini:
Tabel 2.2 Operator Hubungan
Operator Arti Contoh
< Kurang dari X<Y Apakah X kurang dari Y
<= Kurang dari sama dengan X<=Y Apakah X Kurang dari sama
dengan Y
> Lebih dari X>Y Apakah X Lebih dari Y
>= Lebih dari sama dengan X==Y Apakah X Lebih dari sama
dengan Y
== Sama dengan X==Y Apakah X Sama dengan Y
!= Tidak sama dengan X!= Y Apakah X Tidak sama dengan
Y
4. Operator Logika
Jika operator hubungan membandingkan hubungan antara dua buah
operand, maka operator logika digunakan untuk membandingkan logika hasil dari
operator-operator hubungan.
Operator logika ada tiga macam, yaitu :
&& : Logika AND (DAN)
|| : Logika OR (ATAU)
! : Logika NOT (INGKARAN)
Operasi AND akan bernilai benar jika dua ekspresi bernilai benar. Operasi OR
akan bernilai benar jika dan hanya jika salah satu ekspresinya bernilai benar.
Sedangkan operasi NOT menghasilkan nilai benar jika ekspresinya bernilai salah,
dan akan bernilai salah jika ekspresinya bernilai benar.
//Program Operator Logika
#include <at89x51.h>
void main(void)
{
char in1;
char in2;
in1=P2;
in2=P3;
if((in1==0xf0) && (in2==0x40))
{P1 = 0x2A;}
}
5. Operator Bitwise (Manipulasi per bit)
Operator bitwise digunakan untuk memanipulasi bit-bit dari nilai data yang ada di
memori.
Operator bitwise dalam bahasa C di SDCC adalah sebagai berikut :
<< : Pergeseran bit ke kiri
>> : Pergeseran bit ke kanan
& : Bitwise AND
^ : Bitwise XOR (exclusive OR)
| : Bitwise OR
~ : Bitwise NOT
Pertukaran Nibble dan Byte
Mengambil Bit yang paling Berbobot
5.1. Operasi Geser Kiri (<<)
Operasi geser kiri merupakan operasi yang akan menggeser bit-bit kekiri
sehingga bit 0 akan berpindah ke bit 1 kemudian bit 1 akan berpindah ke bit 2 dan
seterusnya. Operasi geser kiri membutuhkan dua buah operan disebelah kiri tanda
<< merupakan nilai yang akan digeser sedangkan disebelah kanannya merupakan
jumlah bit penggerseran.
Contohnya :
Datanya = 0x03 << 2 ; // 0x03 digeser kekiri 2 bit hasilnya ditampung di datanya
a << = 1 // Isi variabel A digeser ke kiri 1 bit hasilnya
// kembali disimpan di A
//Program Operasi Geser Kiri
#include <at89x51.h>
void main()
{
char a, led;
led=0x01;
for (a=0;a<8;a++) //melakukan loop sebanyak 8 kali
{
P1=led; //variabel lampu dikeluarkan ke P1
led=led <<1; //variabel lampu digeser kiri 1 bit
}
}
5.2. Operasi Geser Kanan(>>)
Operasi geser kiri merupakan operasi yang akan menggeser bit-bit
kekanan sehingga bit 7 akan berpindah ke bit 6 kemudian bit 6 akan berpindah ke
bit 5 dan seterusnya. Operasi geser kanan membutuhkan dua buah operan
disebelah kiri tanda << merupakan nilai yang akan digeser sedangkan disebelah
kanannya merupakan jumlah bit penggerseran.
Contohnya :
Datanya = 0x03 >> 2 ; // 0x03 digeser kekiri 2 bit hasilnya ditampung di datanya
a >> = 1 // Isi variabel A digeser ke kiri 1 bit hasilnya
// kembali disimpan di A
//Program Operasi Geser Kanan
#include <at89x51.h>
void main()
{
char a, led;
led=0x80; //bit ke-7 berlogika 1
for (a=0;a<8;a++) //diulang sebanyak 8 kali, hasil
akhirnya= 0xFF
{
P1=led;
led=led >>1; //variabel lampu digeser kanan 1 bit
}
}
5.3. Operasi Bitwise AND ( & )
Operasi bitwise AND akan melakukan operasi AND pada masing-masing bit,
sehingga bit 0 akan dioperasikan dengan bit 0 dan bit 1 dan seterusnya.
Contohnya :
Hasil = 0x03 & 0x31; Operasinya 0x03 = 00000011
0x31 = 00110001
__________________________________________
Hasil 0x01 = 00000001
//Program 5.17
#include <at89x51.h>
void main(void)
{
char a=0x03;
char b=0x31;
P1= a & b ;
}
5.4. Operasi Bitwise OR ( | )
Operasi bitwise OR akan melakukan operasi OR pada masing-masing bit,
sehingga bit 0 akan dioperasikan dengan bit 0 dan bit 1 dan seterusnya.
Contohnya :
Hasil = 0x05 | 0x31; Operasinya 0x01 = 00000001
0x31 = 00110001 __________________________________________
Hasil 0x01 = 00110001
//Program 5.18
#include <at89x51.h>
void main(void)
{
char a=0x01;
char b=0x31;
P1=a | b ;
}
5.5. Operasi Bitwise XOR( ^ )
Operasi bitwise XOR akan melakukan operasi XOR pada masing-masing bit,
sehingga bit 0 akan dioperasikan dengan bit 0 dan bit 1 dan seterusnya.
Contohnya :
Hasil = 0x02 ^ 0xFA; Operasinya 0x02 = 00000010
0xFA = 11111010
__________________________________________
Hasil 0x01 = 11111000
// Program Operasi Bitwise XOR
#include <at89x51.h>
void main(void)
{
char a=0x02;
char b=0xFA;
P1=a ^ b ;
}
5.6. Operasi Bitwise NOT( ~ )
Operasi bitwise XOR akan melakukan operasi XOR pada masing-masing bit,
sehingga bit 0 akan dioperasikan dengan bit 0 dan bit 1 dan seterusnya.
Contohnya : Hasil = ~ 0x31; 0x31 = 00110001
Hasil ~0x31 = 11001110
//Program Operasi Bitwise NOT
#include <at89x51.h>
void main(void)
{
char a= 0x31;
P1= ~a;
}
5.7. Pertukaran Nibble dan Byte
Pertukaran nibble dalam bahasa C dikenali SDCC dengan bentuk
pernyataan sebagai berikut ini:
volatile unsigned char i:
i = (( i << 4) | ( i >> 4)); //pertukaran nibble
Dan pernyataan sebagai berikut ini sebagai pertukaran byte:
volatile unsigned char j:
j = (( j << 8) | ( j >> 8)); //pertukaran byte
//Program Nibble dan Byte
#include <at89x51.h>
union kint //tipe data int agar dapat diambil
per byte
{
unsigned char a[2];
unsigned int b;
};
void main()
{
union kint tmp;
volatile unsigned char i=0x37;
volatile unsigned int j=0x9973;
P1=i;
tmp.b=j;
P3= tmp.a[1];
P2=tmp.a[0];
i= ((i<<4) | (i>>4)); //pertukaran nibble
j= ((j<<8) | (j>>8)); //pertukaran byte
P1=i; //I dikeluarkan ke Port 1
tmp.b=j;
P2=tmp.a[0]; //byte rendah dari j dikeluarkan ke
Port 2
P3=tmp.a[1]; //byte tinggi dari j dikeluarkan ke
Port 3
}
5.8. Mengambil Bit yang Paling Berbobot
Untuk mendapatkan bit yang paling berbobot (MSB) untuk tipe long, short, int,
dan char maka dapat dilakukan dengan pertanyaan berikut:
Volatile unsigned char gint;
Unsigned char hop;
Hop = (gint >> 7) & 1 // mengambil MSB
//Program Berbobot
#include <at89x51.h>
void main()
{
volatile unsigned char gint=0xaa;
volatile unsigned char hob;
unsigned a;
for(a=0;a<8;a++) //diulang 8 kali
{
hob=(gint>>7) &1; //
P1=hob;
gint=((gint<<1)|(gint>>7));
}
}
6. Operator Unary
Operator Unary merupakan operator yang hanya membutuhkan satu operand saja.
Dalam bahasa C terdapat beberapa operator unary, yaitu :
Tabel 2.3 Operasi Unary
Contohnya :
n = 0
Jum = 2 * ++n;
Jum = 2 * n++;
//Program Operator Unary
#include <at89x51.h>
void main(void)
{
int a;
for(a=0;a<20;a++) //selama a < 20, maka a dinaikkan 1
P1=a;
}
7.7. Operator Majemuk
Operator majemuk terdiri dari dua operator yang digunakan untuk menyingkat
penulisan. Operasi majemuk seperti pada tabel 2.3 dibawah ini
Tabel 2.4 Operasi majemuk
Operator Contoh Kependekan dari
+= Counter +=1; Counter = counter + 1
-= Counter -=1 Counter = counter - 1
*= Counter *=1 Counter = counter * 1
/= Counter /=1 Counter = counter / 1
%= Counter %=1 Counter = counter % 1
<<= Counter <<=1 Counter = counter << 1
>>= Counter >>=1 Counter = counter >> 1
&= Counter &=1 Counter = counter & 1
|= Counter |=1 Counter = counter | 1
^= Counter ^=1 Counter = counter ^ 1
~= Counter ~=1 Counter = counter ~ 1
8. Komentar Program
Komentar program hanya diperlukan untuk memudahkan pembacaan dan
pemahaman suatu program (untuk keperluan dokumentasi program). Dengan kata
lain, komentar program hanya merupakan keterangan atau penjelasan program.
Untuk memberikan komentar atau penjelasan dalam bahasa C digunakan
pembatas /* dan */ atau menggunakan tanda // untuk komentar yang hanya terdiri
dari satu baris. Komentar program tidak akan ikut diproses dalam program (akan
diabaikan).
Contoh pertama :
// program ini dibuat oleh ….
Dibelakang tanda // tak akan diproses dalam kompilasi. Tanda ini hanya untuk
satu baris kalimat.
Contoh kedua :
/* program untuk memutar motor DC atau
motor stepper */
Bentuk ini berguna kalau pernyataannya berupa kalimat yang panjang sampai
beberapa baris.
9. Penyeleksian Kondisi
Penyeleksian kondisi digunakan untuk mengarahkan perjalanan suatu
proses. Penyeleksian kondisi dapat diibaratkan sebagai katup atau kran yang
mengatur jalannya air. Bila katup terbuka maka air akan mengalir dan sebaliknya
bila katup tertutup air tidak akan mengalir atau akan mengalir melalui tempat lain.
Fungsi penyeleksian kondisi penting artinya dalam penyusunan bahasa C,
terutama untuk program yang kompleks.
2.9.1. STRUKTUR KONDISI “IF….”
Struktur if dibentuk dari pernyataan if dan sering digunakan untuk menyeleksi
suatu kondisi tunggal. Bila proses yang diseleksi terpenuhi atau bernilai benar,
maka pernyataan yang ada di dalam blok if akan diproses dan dikerjakan.
Bentuk umum struktur kondisi if adalah :
if(kondisi)
pernyataan;
//Program IF
#include <at89x51.h>
void main(void)
{
char inp1;
inp1=P2;
if(inp1==0x40)
{P1 = 0x20;}
}
2.9.2. STRUKTUR KONDISI “IF......ELSE….”
Dalam struktur kondisi if.....else minimal terdapat dua pernyataan. Jika kondisi
yang diperiksa bernilai benar atau terpenuhi maka pernyataan pertama yang
dilaksanakan dan jika kondisi yang diperiksa bernilai salah maka pernyataan yang
kedua yang dilaksanakan. Bentuk umumnya adalah sebagai berikut :
if(kondisi)
pernyataan-1
else
pernyataan-2
Contoh
IF
if (angka = fo) /* bila angka sama dengan fo */
{ /*kerjakan berikut ini */
for (k = 0; k<4 ; k++)
{
i=tabel1(k);
PORTA = i; // pernyataan dalam blok ini bisa kosong
tunda50(100); // berarti tidak ada yang dikerjakan
}
}
else //bila tidak sama kerjakan berikut ini
{
for (k = 0; k<4 ; k++)
{
i=tabel2(k); // pernyataan dalam blok ini bisa kosong
PORTA = i; // berarti tidak ada yang dikerjakan
tunda50(100);
}
}
//Program IF......ELSE
#include <at89x51.h>
void main(void)
{
char inp1;
inp1=P2;
if(inp1==0x01) //jika P2 = 0x01 P1=0x20, selain
itu P2=0x80;
{P1 = 0x20;}
else
{P1=0x80;}
}
2.9.3. STRUKTUR KONDISI “SWITCH...CASE... DEFAULT…”
Struktur kondisi switch....case....default digunakan untuk penyeleksian kondisi
dengan kemungkinan yang terjadi cukup banyak. Struktur ini akan melaksanakan
salah satu dari beberapa pernyataan ‘case’ tergantung nilai kondisi yang ada di
dalam switch. Selanjutnya proses diteruskan hingga ditemukan pernyataan
‘break’. Jika tidak ada nilai pada case yang sesuai dengan nilai kondisi, maka
proses akan diteruskan kepada pernyataan yang ada di bawah ‘default’.
Bentuk umum dari struktur kondisi ini adalah :
switch(kondisi)
{
case 1 : pernyataan-1;
break;
case 2 : pernyataan-2;
break;
.....
.....
case n : pernyataan-n;
break;
default : pernyataan-m
}
contoh
SWITCH …. CASE …
switch(fo)
{
case 1:
for (k = 0; k<4 ; k++)
{
i=tabel1(k);
PORTA = i;
tunda(100);
}
break;
case 2:
for (k = 0; k<4 ; k++)
{
i=tabel2(k);
PORTA = i;
tunda(100);
}
break;
//Program SWITCH
#include <at89x51.h>
void main(void)
{
char a;
a=P2;
switch(a)
{
case 0: P1=5;break; //jika a=0 P1=5
case 1: P1=10;break; //jika a=1 P1=10 dst
case 2: P1=15;break;
case 3: P1=20;break;
46
case 4: P1=40;break;
case 5: P1=60;break;
default: P1=0;break; //jika a bukan 0,1,2,3,4,5,
maka P1=0.
}
}
10. Perulangan
Dalam bahasa C tersedia suatu fasilitas yang digunakan untuk melakukan
proses yang berulangulang sebanyak keinginan kita. Misalnya saja, bila kita ingin
menginput dan mencetak bilangan dari 1 sampai 100 bahkan 1000, tentunya kita
akan merasa kesulitan. Namun dengan struktur perulangan proses, kita tidak perlu
menuliskan perintah sampai 100 atau 1000 kali, cukup dengan beberapa perintah
saja. Struktur perulangan dalam bahasa C mempunyai bentuk yang bermacammacam.
2.10.1. STRUKTUR PERULANGAN “ WHILE”
Perulangan WHILE banyak digunakan pada program yang terstruktur. Perulangan
ini banyak digunakan bila jumlah perulangannya belum diketahui. Proses
perulangan akan terus berlanjut selama kondisinya bernilai benar (true) dan akan
berhenti bila kondisinya bernilai salah.
Bentuk umum dari struktur kondisi ini adalah:
While (ekspresi)
{
Pernyataan_1
Pernyataan_2
}
Contoh Program 1 :
while (!TF0);
{
TF0 = 0;
TR0 = 0;
}
//Program while
#include <at89x51.h>
void main(void)
{
char a=10;
while(a>=0) //jika a>= 0 bernilai benar maka
pernyataan dalam
{ //dalam blok di bawahnya dieksekusi
P1=a;
a--;
}
}
2.10.2. STRUKTUR PERULANGAN “DO.....WHILE…”
Pada dasarnya struktur perulangan do....while sama saja dengan struktur while,
hanya saja pada proses perulangan dengan while, seleksi berada di while yang
letaknya di atas sementara pada perulangan do....while, seleksi while berada di
bawah batas perulangan. Jadi dengan menggunakan struktur do…while sekurangkurangnya
akan terjadi satu kali perulangan.
Bentuk umum dari struktur kondisi ini adalah:
Do
{
Pernyataan_1
Pernyataan_2
}
While (ekspresi)
//Program DO.....WHILE
#include <at89x51.h>
void main(void)
{
char a=10;
do //peryataan dalam blok di bawahnya
dieksekusi
{ //selama while bernilai benar
P1=a;
48
a--;
} while(a>=0);
}
2.10.3. STRUKTUR PERULANGAN “FOR”
Struktur perulangan for biasa digunakan untuk mengulang suatu proses yang telah
diketahui jumlah perulangannya. Dari segi penulisannya, struktur perulangan for
tampaknya lebih efisien karena susunannya lebih simpel dan sederhana. Bentuk
umum perulangan for adalah sebagai berikut :
for(inisialisasi; syarat; penambahan)
pernyataan;
Keterangan:
Inisialisasi : pernyataan untuk menyatakan keadaan awal dari variabel kontrol.
syarat : ekspresi relasi yang menyatakan kondisi untuk keluar dari perulangan.
penambahan : pengatur perubahan nilai variabel kontrol.
Contoh
for (k = 0; k<4 ; k++)
{
i=tabel1(k);
PORTA = i;
tunda50(100);
}
//Program for
#include <at89x51.h>
void main(void)
{
char a;
for(a=10;a>=0;a--) //inisialisasi a=10, a=10 >=0
kondisinya
P1=a; // benar maka pernyataan a-akan
dieksekusi
}
11. Aray (Larik)
Array merupakan kumpulan dari nilai-nilai data yang bertipe sama dalam
urutan tertentu yang menggunakan nama yang sama. Letak atau posisi dari elemen
array ditunjukkan oleh suatu index. Dilihat dari dimensinya array dapat dibagi
menjadi Array dimensi satu, array dimensi dua dan array multi-dimensi.
2.11.1. ARRAY DIMENSI SATU
ô€€€ô€€€Setiap elemen array dapat diakses melalui indeks. ô€€€ô€€€Indeks array secara
default dimulai dari 0. ô€€€ô€€€Deklarasi Array Bentuk umum :
Deklarasi array dimensi satu:
Tipe_array nama_array[ukuran];
2.11.2. ARRAY DIMENSI DUA
Array dua dimensi merupakan array yang terdiri dari m buah baris dan n buah
kolom. Bentuknya dapat berupa matriks atau tabel.
Deklarasi array dimensi dua :
Tipe_array nama_array[baris][kolom];
2.11.3. ARRAY MULTI-DIMENSI
Array multi-dimensi merupakan array yang mempunyai ukuran lebih dari
dua. Bentuk pendeklarasian array sama saja dengan array dimensi satu maupun
array dimensi dua.
Bentuk umumnya yaitu :
tipe_array nama_array[ukuran1][ukuran2]…[ukuranN];
//Program Larik
#include <at89x51.h>
#include <stdio.h>
#include <ser.h>
code char info[ ]={"Selamat Datang."}; //larik string
data char data_suhu [4]={20,30,40,50}; //larik
desimal
void main()
{
char i;
EA=1;
ser_init();
for (i=0;i<14;i++)
printf ("%c",info[i]); //mengakses larik info
printf ("\n");
for (i=0;i<4;i++)
{
printf ("Data suhu ke %d adalah %d",i,data_suhu[i]);
printf("\n");
}
}
void putchar(char u) //io diarahkan
ke serial
{
if(!TI)
SBUF=u;
do
;
while (TI);
TI=0;
}
12. Fungsi
2.12.1. PENGERTIAN FUNGSI
Fungsi merupakan suatu bagian dari program yang dimaksudkan untuk
mengerjakan suatu tugas tertentu dan letaknya terpisah dari program yang
memanggilnya. Fungsi merupakan elemen utama dalam bahasa C karena bahasa C
sendiri terbentuk dari kumpulan fungsi-fungsi. Dalam setiap program bahasa C,
minimal terdapat satu fungsi yaitu fungsi main(). Fungsi banyak diterapkan dalam
program-program C yang terstruktur. Keuntungan penggunaan fungsi dalam
program yaitu program akan memiliki struktur yang jelas (mempunyai readability
yang tinggi) dan juga akan menghindari penulisan bagian program yang sama.
2.12.2. PENDEFISIAN FUNGSI
Sebelum digunakan fungsi harus didefinisikan terlebih dahulu. Bentuk definisi
fungsi adalah:
Tipe_Nilai_Balik nama_fungsi(argumen1, argumen2)
{
Pernyataan1;
Pernyataan1;
return(ekspresi);
}
Contoh:
int jumlah(int bil1,int bil2) //definisi fungsi jumlah
{
int hasil;
hasil = bil1 + bil2
return(hasil);
}
int jumlah(int bil1,int bil2)
1 2 3 4
Keterangan:
1. tipe data nilai balik fungsi
2. merupakan nama fungsi
3. tipe argumen
4. nama argumen
//program FUNGSI
#include <at89x51.h>
int jumlah(int bil1,int bil2) //definisi fungsi jumlah
{
return(bil1+bil2);
}
void main()
{
P1=jumlah(20,50); //pemanggilan fungsi jumlah
}
2.12.3. PROTOTYPE FUNGSI
Ketentuan pendefinisian fungsi yang mendahului fungsi pemanggil dapat
merepotkan untuk program yang komplek atau besar. Untuk mengatasi hal
tersebut maka fungsi dapat dideklarasikan sebelum digunakan, terletak sebelum
fungsi main. Deklarasi fungsi dikenal dengan prototype fungsi.
Cara mendeklarasikan fungsi sama dengan header fungsi dan diakhiri tanda
titik koma ( ; )
//program PROTOTYPE FUNGSI
#include <at89x51.h>
int jumlah(int bil1,int bil2); //prototype fungsi
jumlah
void main()
{
P1=jumlah(20,50); //pemanggilan fungsi
jumlah
}
int jumlah(int bil1,int bil2) //definisi fungsi jumlah
{
return(bil1+bil2);
}
2.12.4. VARIABEL LOKAL DAN GLOBAL
Variabel lokal adalah variabel yang dideklarasikan di dalam suatu fungsi,
variabel ini hanya dikenal fungsi tersebut. Setelah keluar dari fungsi ini maka
variabel ini akan hilang.
Variabel global adlah variabel yang dideklarasikan di luar fungsi, sehingga semua
fungsi dapat memakainya.
#include <at89x51.h>
#include <stdio.h>
#include <ser.h>
data char info; //variabel global
void tampil()
{
data char info; //variabel lokal
info=20;
printf("Ini variabel lokal: \%d\n",info);
}
void main()
{
EA=1;
ser_init();
info=50;
printf ("Ini adalah variabel global: \%d\n",info);
tampil();
printf ("Ini adalah variabel global: \%d\n",info);
}
void putchar(char u) //io diarahkan ke serial
{
if(!TI)
SBUF=u;
do
;
while (TI);
TI=0;
}
2.12.5. KATA KUNCI EXTERN DAN STATIC
Kata kunci extern dan static digunakan untuk menyatakan sifat dari
variabel atau fungsi. Suatu variabel atau fungsi yang didepannya ditambah dengan
kata kunci extern maka artinya variabel atau fungsi tersebut didefinisikan di luar
file tersebut.
Variabel global atau fungsi yang didepannya ditambah kata kunci static
mempunyai arti bahwa variabel global atau fungsi tersebut bersifat pivate bagi file
tersebut, sehingga tidak dapat diakses dari file yang lain.
Kata kunci static yang ditambahkan didepan variabel lokal (variabel di
dalam suatu fungsi) artinya variabel tersebut dialokasikan pada memori statik.
Nilai yang tersimpan dalam variabel statik tidak hilang walaupun sudah keluar
dari fungsi.
//Program EXTERN DAN STATIC
#include <at89x51.h>
#include <stdio.h>
#include <ser.h>
data char info; //variabel global
void tampil()
{
static data char info=20; //variabel local static
info++;
printf("Ini variabel lokal: \%d\n",info);
}
void main()
{
EA=1;
ser_init();
info=50;
while(1)
{
printf ("Ini adalah variabel global: \%d\n",info);
tampil();
printf ("Ini adalah variabel global: \%d\n",info);
}
}
void putchar(char u) //io diarahkan
ke serial
{
if(!TI)
SBUF=u;
do
;
while (TI);
TI=0;
}
2.12.6. FUNGSI TANPA NILAI BALIK
Fungsi yang tidak mempunyai nilai balik menggunakan kata kunci void
sedangkan fungsi yang tidak mempunyai argumen, setelah nama fungsi dalam
kurung dapat kosong atau dengan menggunakan kata kunci void.
Contoh:
void tunda(void)
{
for(i = 0; i < 10 ; i++);
}
atau
void tunda()
{
for(i=0;i<10;i++);
{}
}
/*--------------------------------------------*/
/* fungsi tunda_panjang */
/*--------------------------------------------*/
void tunda_panjang(int n)
{
int i;
for (i=0; i<n;i++)
tunda();
}
2.12.7. FUNGSI DENGAN NILAI BALIK (RETURN VALUE)
Nilai balik dinyatakan delam pernyataan return. Tipe nilai balik dapat
berupa char, int, short, long, atau float
Contoh:
Char getch()
{
if (RI)
{
RI = 0;
Return(SBUF);
}
}
2.12.8. ARGUMEN/ PARAMETER FUNGSI
Argumen dilewatkan ke dalam fungsi terdiri atas dua macam, yaitu:
a. Pelewatan secara nilai
Bentuk definisi pelewatan secara nilai adalah:
tipe nama_fungsi (tipe argumen1, tipe argumen2, ...)
{
....................
....................
}
//Program pelewatan_secara_nilai
#include <at89x51.h>
void Tambahv(int A)
{
A=A+1;
}
void main()
{
int B;
B=4;
Tambahv(B);
P1=B;
}
b. Pelewatan secara pointer
Bentuk definisi pelewatan secara pointer adalah:
tipe nama_fungsi (tipe *argumen1, tipe *argumen2, ...)
{
....................
....................
}
//Program pelewatan_secara_pointer
#include <at89x51.h>
void Tambahp(int *A)
{
*A=*A+1;
}
void main()
57
{
int B;
B=4;
Tambahp(&B);
P1=B;
}
13. STRUKTUR
Struktur merupakan sekelompok data (variabel) yang mempunyai tipe yang
sama atau berbeda yang dikemas dalam satu nama.
2.13.1. DEKLARASI STRUKTUR
Deklarasi struktur dilakukan dengan format sebagai berikut:
Struct nama_struktur
{
deklarasi variabel;
}
Contoh:
Struct kar_sensor
{
unsigned char impedan;
unsigned char koefi_suhu;
unsigned char gain;
}
atau
typedef struct
{
deklarasi variabel
} nama_struktur;
Contoh:
Typedef struct
{
unsigned char impedan;
unsigned char koefi_suhu;
unsigned char gain;
}
2.13.2. PENDEFINISIAN VARIABEL STRUKTUR
Pada deklarasi struktur belum ada pengalokasian memori, oleh karena itu
agar dapat digunakan maka perlu dilakukan pendefinisian variabel struktur.
Pendefinisian variabel struktur dilakukan dengan format sebagai berikut:
Bentuk 1:
Struct nama_struktur nama_variabel;
Contoh:
Struct kar_sensor sem_suhu;
Bentuk 2:
Nama_struktur nama_variabel
Contoh:
Kar_sensor sen_suhu
2.13.3. MENGAKSES ANGGOTA STRUKTUR
Untuk mengakses anggota struktur dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
Nama_variabel.anggota = data; //untuk penulisan
Tampung = nama_variabel.anggota //untuk pembacaan
Contoh:
Sen_suhu.impedansi = 0x5;
Sen_suhu.kofi_suhu = 0x01;
Sen_suhu.gain = 0x04;
//Program MENGAKSES ANGGOTA STRUKTUR
#include <at89x51.h>
struct kar_sensor //deklarasi struktur
{
unsigned char impedan;
unsigned char koefi_suhu;
unsigned char gain;
};
void main()
{
struct kar_sensor sen_suhu; //definisi struktur
sen_suhu.impedan=0x5; //penulisan anggota
struktur
sen_suhu.koefi_suhu=0x01;
sen_suhu.gain=0x04;
P1=sen_suhu.impedan; //pembacaan anggota
struktur
P2=sen_suhu.koefi_suhu;
P3=sen_suhu.gain;
}
2.13.4. LARIK STUKTUR
Struktur dapat juag didefinisikan sebagai larik seperti berikut ini:
Struct kar_sensor dbase_sensor[4];
Untuk mengakses anggota struktur harus disertakan indeks lariknya.
Contoh:
Mengakses larik ke 0:
Dbase_sensor [0].impedan=0x5;
Dbase_sensor [0].koefi_suhu=0x01;
Dbase_sensor [0].gain=0x04;
Mengakses larik ke 1:
Dbase_sensor [1].impedan=0x6;
Dbase_sensor [1].koefi_suhu=0x05;
Dbase_sensor [1].gain=0x02;
//Program LARIK STUKTUR
#include <at89x51.h>
struct kar_sensor //deklarasi struktur
{
unsigned char impedan;
unsigned char koefi_suhu;
unsigned char gain;
};
void main()
{
struct kar_sensor sen_suhu[2]; //definisi struktur
sen_suhu[0].impedan=0x5; //penulisan data
anggota struktur
sen_suhu[0].koefi_suhu=0x01;
sen_suhu[0].gain=0x4;
P1=sen_suhu[0].impedan; //pembacaan data
anggota struktur
P2=sen_suhu[0].koefi_suhu;
P3=sen_suhu[0].gain;
}
2.13.5. INISIALISASI STRUKTUR
Anggota struktur dapat diberi nilai ketika pendefinisian variabel struktur
seperti pada berikut ini:
Struct kar_sensor sen_suhu = {0x05, 0x09, 0x01};
Contoh:
Struct kar_sensor dbase_sensor[4] =
{
{0x05, 0x07, 0x09};
{0x02, 0x04, 0x01};
{0x04, 0x01, 0x03};
{0x07, 0x03, 0x04};
}
//Program INISIALISASI STRUKTUR
#include <at89x51.h>
struct kar_sensor //deklarasi struktur
{
unsigned char impedan;
unsigned char koefi_suhu;
unsigned char gain;
};
void main()
{
struct kar_sensor
sen_suhu[2]={{0x05,0x01,0x04},{0x7,0x02,0x01}};
P1=sen_suhu[0].impedan; //pembacaan anggota
struktur
P2=sen_suhu[0].koefi_suhu;
P3=sen_suhu[0].gain;
}
2.13.6. POINTER STRUKTUR
Struktur dapat didefinisikan sebagai pointer seperti berikut ini:
Struct kar_sensor * dbase_sensor; //variabel
//pointer
Struct kar_sensor base; //variabel
Untuk mengakses data anggota dilakukan dengan cara seperti berikut ini:
Dbase_sensor = &base;
Dbase_sensor −> impedan = 0x05;
Dbase_sensor −> koefi_suhu = 0x02;
Dbase_sensor −> gain = 0x03;
P1 = Dbase_sensor −> impedan
P2 = Dbase_sensor −> koefi_suhu;
P3 = Dbase_sensor −> gain
2.13.7. MELEWATKAN POINTER STRUKTUR KE FUNGSI
Penggunaan pointer struktur untuk melewatkan parameter ke fungsi dapat
mencegah pelewatan data anggota struktur yang banyak, karena hanya parameter
tertentu saja yang akan dilewatkan. Melewatkan pointer struktur ke fungsi dapat
juga didefinisikan sebagai seperti berikut ini:
Struct kar_sensor base * dbase_sensor;
Dbase_sensor = &base;
Dbase_sensor −> impedan = 0x05;
Dbase_sensor −> koefi_suhu = 0x02;
Dbase_sensor −> gain = 0x03;
Kali_impedan(Struct kar_sensor *Structpointer)
{
Structpointer −> impedan *= 2
}
P1 = Dbase_sensor −> impedan
P2 = Dbase_sensor −> koefi_suhu;
P3 = Dbase_sensor −> gain
14. POINTER
2.14.1. PENGERTIAN POINTER
Pointer (variabel penunjuk) adalah suatu variabel yang berisi alamat
memori dari suatu variabel lain. Alamat ini merupakan lokasi dari obyek lain
(biasanya variabel lain) di dalam memori. Contoh, jika sebuah variabel berisi
alamat dari variabel lain, variabel pertama dikatakan menunjuk ke variabel kedua
Operator Pointer ada dua, yaitu :
Operator &
o Operator & bersifat unary (hanya memerlukan satu operand saja).
o Operator & menghasilkan alamat dari operandnya.
. Operator *
o Operator * bersifat unary (hanya memerlukan satu operand saja).
o Operator * menghasilkan nilai yang berada pada sebuah alamat.
2.14.2. DEKLARASI POINTER
Seperti halnya variabel yang lain, variabel pointer juga harus dideklarasikan
terlebih dahulu sebelum digunakan.
Bentuk Umum :
Tipe_data *nama_pointer;
Tipe data pointer mendefinisikan tipe dari obyek yang ditunjuk oleh pointer.
Secara teknis, tipe apapun dari pointer dapat menunjukkan lokasi (dimanapun)
dalam memori. Bahkan operasi pointer dapat dilaksanakan relatif terhadap tipe
dasar apapun yang ditunjuk. Contoh, ketika kita mendeklarasikan pointer dengan
tipe int*, kompiler akan menganggap alamat yang ditunjuk menyimpan nilai
integer - walaupun sebenarnya bukan (sebuah pointer int* selalu menganggap
bahwa ia menunjuk ke sebuah obyek bertipe integer, tidak peduli isi sebenarnya).
Karenanya, sebelum mendeklarasikan sebuah pointer, pastikan tipenya sesuai
dengan tipe obyek yang akan ditunjuk.
Contoh :
char *ptr;
data char *ptr;
Tabel 2.5 Ukuran Variabel Pointer
No Kelas Memori Lebar Pointer
1 generik 3
2 data 1
3 idata 1
4 xdata 2
5 code 2
6 pdata 1
Sdcc juga mendukung deklarasi pointer yang mengarahkan fisik pointer ke
kelas memori tertentu.
Contoh:
/*secara fisik pointer berada di internal RAM yang
menunjukan ke RAM eksternal*/
xdata unsigned char *data p:
/* secara fisik pointer berada di eksternal RAM yang
menunjukan ke RAM internal*/
data unsigned char *data p:
/* secara fisik pointer berada di code ROM yang
menunjukan ke RAM eksternal*/
/* p harus diinisialisasi ketika dideklarasikan*/
xdata unsigned char *code p = 0x1000:
/* secara fisik pointer berada code ROM yang menunjukan
ke ROM*/
/* p harus diinisialisasi ketika dideklarasikan*/
code unsigned char *code p = 0x1000:
/* secara fisik pointer generic berada di eksternal
RAM*/
char *xdata p:
//Program POINTER
#include <stdio.h> //header fungsi printf
#include <at89x51.h> //
#include <serial.h>
#include <stdlib.h>
void main(void)
{
char *aa; //pointer generik
data char *ab; //menunjuk ke RAM internal
(direct)
idata char *ac; //menunjuk ke RAM internal
(indirect)
xdata char *ad; //menunjuk ke RAM eksternal
code char *ae; //menunjuk ke memori program
pdata char *af; //menunjuk ke memori page
eksternal
EA=0;
serial_init();
aa = malloc(4 *sizeof(char));
printf("Ukuran pointer generik= %d\n",sizeof(aa));
printf("Ukuran pointer (data) = %d\n",sizeof(ab));
printf("Ukuran pointer (idata)= %d\n",sizeof(ac));
printf("Ukuran pointer (xdata)= %d\n",sizeof(ad));
printf("Ukuran pointer (code) = %d\n",sizeof(ae));
printf("Ukuran pointer (pdata) = %d\n",sizeof(af));
}
void putchar(char c) //fungsi printf diarahkan ke
serial i/o
{
if(!TI)
{
SBUF=c;
TI=0;
}
}
2.14.3. INISIALISASI POINTER
Setelah dideklarasikan pointer belum menunjuk ke suatu alamat tertentu,
oleh karena itu perlu untuk diinisialisasi agar pointer menunjuk ke alamat tertentu
sesuai dengan kebutuhan.
2.14.3.1. Menunjukan Alamat Variabel
Menunjuk alamat variabel dilakukan dengan cara sebagai berikut:
int aku; // deklarasi variabel
int *ptr; // deklarasi pointer
prt=&aku; // inisialisasi pointer
// ptr = alamat variabel aku
atau
int aku;
int *ptr=&aku;
Tanda ‘&’ di depan variabel menyatakan alamat memori variabel tersebut.
2.14.3.2. Menunjukan Alamat Memori Absolut
Disamping diarahkan untuk menunjukan alamat variabel, pointer juga dapat
diinisialisasi untuk menunjukan alamat absolut dengan cara sebagai berikut:
int *ptrku;
ptrku= (int *) 0x8000;
atau
int *ptrku=(int *) 0x8000;
15. MENYISIPKAN INSTRUKSI ASSEMBLI
SDCC juga mendukung penyisipan instruksi dalam bahasa asembli. Instruksi
asembli dituliskan diantara kata kunci _asm dan _endasm seperti berikut ini:
Void tunda()
{
_asm
mov r0, #20
00001$: djnz r0, 00001$
_endasm;
}
Jika suatu fungsi mempunyai parameter dituliskan menggunakan instruksi asembli
maka parameter yang digunakan dituliskan sebelum kata kunci _asm, seperti
berikut ini:
Void tunda(int mdetik)
{
mdetik;
_asm
mov r0, #20
00001$: djnz r0, 00001$
_endasm;
}
//Program 7.1. LED Berjalan
#include <at89x51.h>
/*----------------------------------------------*/
/* fungsi tunda */
/*----------------------------------------------*/
void tunda(int mdetik)
{
mdetik;
_asm
mov r0, #0x0f5
01$: mov r1, #0x0ff
02$: mov r2, #0
djnz r1, 02$
djnz r0, 01$
_endasm;
}
/*----------------------------------------------*/
/* Program utama */
/*----------------------------------------------*/
void main()
{
char a;
char k;
while(1)
{
a=0x03;
for (k=0;k<9;k++)
{
P1=a; //mengeluarkan data LED
satu persatu
tunda(100); //sehingga efeknya seperti
LED berjalan
a=a<<1;
}
}
}
2.15.1. PENGGUNAAN LABEL PADA INSTRUKSI ASSEMBLI
Label pada instruksi assembli berupa anggka nnnnn$ dengan nnnnn berupa angka
di bawah 100. label pada instruksi assembli hanya dikenal oleh instruksi assembli,
bahasa C tidak mengenal label pada penyisipan assembli dan juga sebaliknya.
Contoh:
Void conto()
{
/*Pernyataan C*/
_asm
; beberapa instruksi asembli
ljmp 00003$
_endasm;
/*Pernyataan C*/
clabel: /*instruksi assembli tidak mengenal*/
_asm
00003$: ; hanya dapat dikenal oleh assembli
_endasm;
}
2.15.2. FUNGSI NAKED
Fungsi naked ini bermanfaat pada fungsi insterupsi yang akhir definisinya
ditambah kata junci “_naked”. Tambahan kata kunci “_naked” mengakibatkan
kompiler tidak menambah prolog dan epilog pada fungsi.
Contoh:
Data unsigned char count;
Void tunda () interrupt 2 _naked
{
_asm
inc count;
reti
_endasm;
}
0 komentar:
Post a Comment