MEMPENGARUHI
ORANG LAIN
1. Memahami
orang lain
Suatu saat kita
telah bicara begitu banyak, detail, dan jelas, tetapi ternyata orang yang kita
ajak bicara tidak mengerti. Atau pada saat yang lain kita bicara begitu
menarik, tapi ternyata orang lain menganggap itu tidak terlalu berharga. Atau
justru di saat lain kita merasa sudah bicara dengan bahasa yang begitu
sederhana menurut ukuran kita, tapi ternyata orang-orang menilai bahasa kita
terlalu
tinggi.
Ini adalah
fakta yang menunjukkan bahwa ternyata keberhasilan sebuah komunikasi tak lepas
dari kondisi komunikan. Meskipun sudah sekeras mungkin kita berusaha untuk
menjadi komunikator yang baik, tetapi komunikasi masih juga tidak efektif jika
kita tidak peka dengan kondisi pendengar kita.
Ada beberapa
faktor, berdasarkan aspek objektif dari lingkungan, yang menentukan kondisi
komunikan yang kita ajak bicara, antara lain:
a.
Faktor
Ekologis
Keadaan lingkungan atau geografis mempengaruhi
perilaku seseorang. Hal paling sederhana dari itu misalnya temperatur.
Temperatur sangat mempengaruhi suasana emosional seseorang. Bukan sesuatu yang mengherankan
jika kita dimarahi seorang penjaga toko buku ketika kita memintanya dengan
sopan mencarikan buku yang kita inginkan di tengah siang yang sangat panas.
Bukan kita yang salah mengomunikasikannya, tapi kita berbicara pada cuaca yang
tidak tepat.
b.
Faktor
disain dan arsitektural
Arsitektur selalu terkait erat dengan perilaku,
maka disain arsitektur yang bijak memertimbangkan pola kebiasaan perilaku
manusia. Sebuah kantor yang acak-acakan, sempit dan tidak ber-AC tentu akan membuat
orang lebih mudah lelah dibandingkan dengan sebuah kantor yang lapang, rapi,
full-AC , dan memiliki pencahayaan yang terang.
c.
Faktor
Temporal
Waktu yang 24 jam ternyata bermakna macam-macam
bagi tubuh kita. Misalnya, dari tengah malam sampai pukul 4 fungsi tubuh
manusia berada pada tahap paling rendah, tetapi pendengarannya sangat tajam; pada
pukul 10, konsentrasi dan daya ingat mencapai puncaknya bagi orang introvert,
sedangkan pada pukul 3 sore orang-orang extrovert mencapai puncak dalam
kemampuan analisis dan kreativitas. Jadi bukan hanya di mana kita bicara,
tetapi juga kapan kita bicara.
d.
Analisis
suasana perilaku (behavior setting)
Orang bersikap juga tidak terlepas darisetting sosial
tempat dia berada. Misalnya, orang di masjid tidak berperilaku sama dengan
orang di pasar, demikian juga orang di kantor dengan suasana formal akan bersikap
berbeda dengan ketika di rumahnya sendiri.
e.
Faktor
teknologi
Lingkungan teknologi yang meliputi sistem
energi, sistem produksi, dan sistem distribusi, membentuk serangkaian perilaku
sosial yang sesuai dengannya. Pola komunikasi orang yang bekerja dengan
komputer dan teknologi yang serba cepat seperti internet, tentu
sangat berbeda dengan orang yang bekerja hanya dengan mesin ketik dan harus menjangkau
setiap daerah dengan kakinya.
f.
Faktor
social
Sistem-sistem yang berlaku dalam kehidupan
sosial seseorang juga memengaruhi pola komunikasinya. Sistem-sistem tersebut
antara lain struktur organisasi, sistem peranan, struktur kelompok, dan karakteristik
populasi.
g.
Lingkungan
psikososial
Persepsi kita tentang sejauh mana lingkungan
memuaskan atau mengecewakan kita, akan memengaruhi perilaku kita dalam
lingkungan itu. Lingkungan dalam persepsi kita itu kemudian sering disebut
iklim. Iklim dalam sebuah organisasi mempengaruhi pola komunikasi orang. Iklim
yang egaliter, terbuka, mungkin akan membuat orang percaya diri dan tidak
ragu-ragu untuk berpendapat, tetapi iklim yang serba tertutup dan sukar
ditebak, bisa jadi membuat orang enggan untuk terbuka dan berpendapat.
2. Cara untuk
Memahami Orang Lain dengan Baik
a. Mendengarkan dan mengamati
· Memusatkan perhatian pada pembicara
· Menunjukkan minat
b. Memperjelas maksud
· Mengajukan pertanyaan terbuka
· Menanggapi perasaan
c. Menafsirkan perilaku
· Mengevaluasi tujuan
· Menilai gaya pribadi
· Mengakui perbedaan
3. Persuasi
efektif
a. Hukum
Persuasi
1) Timbal balik
Orang cenderung sepakat untuk melakukan
permintaan kita jika dia bisa melihat ada keuntungan timbal balik yang bisa
diperoleh. Jadi, tunjukan keuntungan timbal balik itu.
2) Kontras
Bandingkan hal yang kita tawarkan dengan
sesuatu yang kontras biartampak menarik (seperti iklan shampo).
3) Teman
Orang cenderung butuh teman dalam memutuskan
sesuatu. Bila kebanyakan orang memilih A, maka kita tidak akan ragu-ragu untuk memilih
A. Apalagi jika kebanyakan orang tersebut adalah orang-orang yang berpengaruh
dalam hidup kita.
4) Harapan
Setiap orang
punya harapan dan berusaha mencapai harapan itu. Jika
kita tahu
harapan orang yang kita persuasi, maka akan sangat mudah
untuk
meyakinkannya bahwa sesuatu yang kita bawa itu menarik.
5) Asosiasi
Manusia pada dasarnya suka meniru dan ditiru,
maka mengasosiasikan sesuatu dengan sesuatu lainnya, misalnya idola, akan menguntungkan.
Itulah sebabnya mengapa yang menjadi bintang iklan umumnya artis-artis
terkenal.
6) Konsistensi
Orang menyukai hal yang konsisten. Sesuatu yang
sulit ditebak konsistensinya akan membuat orang capek untuk mengikutinya.
7) Kelangkaan
Sesuatu yang langka biasanya diminati. Makanya
banyak perusahaan membuat edisi terbatas (Limited edition), misalnya mobil X limited
edition, padahal setelah itu muncul lagi produk yang sama.
8) Kompromi
Orang lebih suka sesuatu yang bisa
dikompromikan daripada yang tidak. Tunjukkan bahwa banyak hal bisa
dikompromikan jika orang memenuhi persuasi kita.
9) Kekuasaan
Penguasa biasanya akan ditaati oleh
pengikutnya, maka mengatasnamakan kekuasaan biasanya akan membuat persuasi kita
lebih mudah diterima. Misalnya: menurut petunjuk Bapak Presiden.
b. Teknik persuasi
1) Penggunaan pertanyaan secara ahli
Jangan terburu-buru melakukan presentasi,
tetapi tanya dulu opini orang yang kita persuasi agar kita tahu titik kunci
yang bisa kita gunakan. Caranya dengan menggali informasi seputar:
(a) Pandangan tentang sesuatu hal
Tanyakan apa pandangannya tentang sesuatu yang
akan kita tawarkan, misalnya kita menawarkan sabun mandi, tanyakan opininya tentang
sabun mandi.
(b) Berurusan dengan persoalan
emosional
Tanyakan kecenderungan emosionalnya, sehingga
kita bisa mengaitkan produk kita dengan kebutuhan emosinya.
(c) Kejelasan nilai-nilai
Tanyakan bagaimana nilai-nilai tentang sesuatu,
atau nilai-nilai hidupnya secara umum. Nilai-nilai akan sangat memengaruhi
orang dalam menetapkan pilihan.
2) Kata-kata
yang kuat
Gunakan kata-kata yang kuat, memberi tekanan
dengan stressing intonasi atau sugesti.
3) Teknik tekanan waktu
Sesuai dengan hukum kelangkaan. Misalnya :
“jika kita membeli HP ini sekarang, minggu depan sudah naik 30%.”
4) Teknik kredibilitas
Tunjukkan kredibilitasnya, karena sesuatu yang
kredibel akan lebih dipercaya. Misalnya: “menurut penelitian, 3 dari 10 wanita
di Indonesia...”
5) Rahasia
Orang akan merasa berharga, atau tersanjung
jika diberitahu sebuah rahasia. Jadi katakan : “ Ini rahasia, baru kamu yang
saya kasih tahu ...” Orang akan merasa penting dan percaya dengan persuasi
kita.
6) Penetapan langkah masa depan
Katakan apa yang akan terjadi di masa depan dan
apa keuntungan di masa depan jika orang mengikuti persuasi kita. Hal ini akan
membuat orang merasa beruntung.
7) Pola bahasa hipnotis
Gunakan bahasa-bahasa yang menghipnotis dengan
menghindari:
(a) Jangan
Otak kita biasanya akan melompati kata jangan. “Jangan
bayangkan seorang nenek gemuk, berkacamata tebal sedang merajut syal, memakai
pakaian nyentrik berwarna kuning, bertopi merah ...”. Apa yang kita bayangkan?
Jadi, hindari kata “ jangan”.
(b) Mungkin dan bisa jadi
Hindari kata-kata yang menunjukkan
ketidakyakinan. Misalnya: “Manfaatnya mungkin ...” Hal itu akan membuat orang
ragu-ragu.
(c) Padanan yang tidak jelas
“Seperti ...” Tunjukkan padanan yang jelas, ini
akan membuat orang mudah untuk membayangkan atau membandingkan.
Perlakukan orang yang kita persuasi sebagai
orang yang penting atau istimewa. “ Saya memang memilih kamu, bukan kebetulan ...”
(e) Kebohongan
Tunjukkan kebenaran persuasi kita, buktikan.
(f) Mengelola pesan
Bahasa menunjukkan bangsa. Tetapi tidak
sembarang bahasa yang bisa diterima oleh kebanyakan manusia. Ada kalanya,
bahasa yang sama diterima dengan cara yang berbeda karena disampaikan dengan cara
yang berbeda.
Kiat-kiat membungkus
pesan agar sukses tersampaikan:
(i) Munculkan
kesan
“Ini adalah
pesan penting dan rumit untuk diingat, jadi dengarkan baik-baik.” Coba
bandingkan dengan ini: “Ini pesan penting meskipun panjang, kau akan mudah
mengingatnya karena kau istimewa.” Akhirnya mana yang lebih mudah? Pada kalimat
mana pesan akan lebih sukses disampaikan? Ternyata kesuksesan pesan kita dipengaruhi
cara kita meninggalkan kesan.
(ii) Arahkan
Fokus
Hindari kata
“Jangan”. “Kita jangan sekali-kali memanipulasi laporan untuk membuat kami senang.”
Oleh otak kita kata “jangan” itu akan dilompati sehingga yang terdengar akan
seperti ini: “Kita sekali-kali memanipulasi laporan untuk membuat kami senang.”
Cobalah eksperimen kecil ini: berteriaklah di sebuah ruang “ Jangan lihat spidol
di atas meja itu !”, maka pasti semua orang di ruangan itu akan spontan melihat
ke atas meja.
(iii) Inklusif
“Coba
perlihatkan pada kami, laporan keuangan tahun ini.” Bandingkan dengan ini: “Mari
kita lihat bersama laporan keuangan tahun ini.” Pada pesan yang manakah orang
lebih patuh dengan sukarela? Ingatlah bahwa manusia pada dasarnya mempunyai ego
yang tidak suka disuruh-suruh dan didikte. Jadi libatkan kita sebagai pengirim
pesan dalam mengirimkan pesan.
(iv) Spesifik
Salah
komunikasi sering terjadi akibat generalisasi. Generalisasi memungkinkan orang
lain mengisi kekosongan dengan pemahamannya sendiri. Semakin spesifik sebuah
pesan, semakin besar kemungkinan orang lain akan menerima pesan sesuai kemauan
pengirim pesan.
(v) Hemat
Bahasa
Katakan apa
yang perlu dikatakan sejelas mungkin dengan jumlah kata sesedikit mungkin. Jadi
gunakan kalimat yang mudah diingat (contoh pada pesan berantai).
0 komentar:
Post a Comment